Pengusaha yang tergabung di Africa South East Asia Chamber of Commerce dan Singapore Business Federation mengeluhkan mahalnya biaya logistik dari pelabuhan Batam menuju Singapura. Keluhan itu disampaikannya kepada pihak BP Batam ketika mereka mengunjungi Batam, akhir pekan lalu.
Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Gusmardi Bustami
mengatakan, dari laporan bahwa tarif transportasi angkutan kapal dari Batam-Singapura sebaliknya, untuk satu kontainer sekitar US$ 500.
Menurut pengusaha Singapura, tarif itu dinilai terlalu tinggi, bahkan hampir dua kali lipat dari tarif rata-rata normal. “Row material yang datang dari Korea, Jepang tak bisa masuk langsung ke Batam karena volumenya kecil. Jadi lewat Singapura baru ke Batam,” kata Gusmardi kepada wartawan, di BP Batam.
Karena volume angkutan barang ke Batam kecil, ungkapnya, menjadi penyebab tarif transportasi dari Batam-Singapura lebih mahal. Apalagi Pelabuhan Batu Ampar sekarang ini belum bisa dilalui kapal-kapal besar.
Gusmardi membandingkan jumlah kontainer yang diangkut kapal dari Singapura dan Indonesia. “Di Singapura kapal yang angkut kontainer itu bisa sampai 30 ribu TEUs dalam satu kapal. Kita baru di Tanjung Priok yang muatannya besar. Itupun hanya 8.500 muatan kontainer satu kapal,” ucap Gusmardi.
Sementara di Pelabuhan Batu Ampar, satu kapal hanya bisa mengangkut 100 kontainer. Makanya tarif angkutannya jadi lebih mahal.
Oleh sebab itu, satu-satunya upaya yang bisa dilakukan BP Batam yakni memperbaiki pelabuhan Batu Ampar, baik dari segi infrastruktur, fasilitas, kedalaman laut dan lain sebagainya. “Dengan begitu, diharapkan tarif transportasi angkutan barang kapal yang semula 500 US dolar, bisa ditekan lebih rendah jadi 300 US dolar,” ujarnya. (***)