PT Nusantara Pelabuhan Handal (NPH) Tbk, sebuhan operator terminal pelabuhan di Tanjung Priok, berminat untuk mengelola Pelabuhan Patimban, di Subang, Jawa Barat. Perusahaan ini akan berkongsi dengan Toyota Tsusho, Jepang, dan berencana mengikuti tender calon pengelola Patimban.
Kongsi NPH yang tercatat di bursa dengan kode PORT dan Toyota Tsusho ini akan menjadi pesaing serius koalisi PT Samudera Indonesia (SI) Tbk (SMDR) dan Itochu. Jadi ada dua perusahaan swasta operator pelabuhan di Indonesia yang akan bersaing untuk bisa pengelola Patimban, yakni PORT dan SMDR.
Pemegang saham pengendali PORT, Garibaldi Thohir menyatakan, sejumlah perusahaan juga tertarik untuk bergabung dengan kongsi ini. “Sejak awal Toyota Tsusho mengajak kami. Setelah itu beberapa perusahaan tertarik ikut. Ada Astra, Pelindo II dan beberapa perusahaan lain,” kata pengusaha yang familiar disapa Boy kepada wartawan.
Pemilik PT Episenta Utama Investasi ini menegaskan bahwa PORT siap bersaing dan siap mengikuti tender. “Tapi kayaknya kan masih lama ya. Sebab, pekerjaan kami tergantung kesiapan pelabuhannya. Kalau pelabuhannya belum ada, ya, kita menunggu dulu,” katanya.
Untuk sekarang ini, selain mengelola terminal kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pelabuhan Nusantara Handal juga mengelola terminal peti kemas pelabuhan sungai di Thailand.
Seperti diketahui, sepanjang tahun 2017, PORT hanya mencatat pendapatan sebesar Rp 1,21 triliun turun tipis 2,29% dibanding pendapatan tahun 2016 yang sebesar Rp 1,24 triliun. Sementara laba bersihnya tercatat Rp 41,96 miliar, turun 57,28% dibandingkan laba tahun 2016 yang senilai Rp 96,24 miliar.
Perseroan ini resmi melantai di bursa efek Indonesia (BEI) pada 2017. PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk tercatat dengan kode PORT. Perseroan ini bergerak di bidang usaha perdagangan umum, bongkar muat, dan jasa pelabuhan.
Sementara itu, . PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) juga menyatakan telah menyiapkan diri untuk ikut dalam lelang operator Pelabuhan Patimban. Saat ini, SMDR telah menyiapkan dana berkisar US$ 45 juta untuk itu. Jumlah sebesar itu sekitar 30% dari belanja modal atau capital expenditure (capex) 2018 yang sebesar US$ 150 juta.
Direktur SMDR Bani Mulia mengungkapkan pihaknya siap ikut tender, namun sampai saat ini tender tersebut belum dibuka Kemenhub. Namun pemerintah (Kemenhub) mentargetkan tahun 2019, Patimban beroperasi. (ktn/**)