Kegiatan bongkar muat petikemas di beberapa dermaga terminal pelabuhan Tanjung Priok hingga mendekati H-4 Lebaran 1438 H masih normal. Sementara untuk terminal penumpang mengalami kepadatan oleh calon pemudik ke berbagai daerah di Indonesia.
Prasetyadi, Direktur Operasi PT Pelindo II mengungkapkan, bahwa volume petikemas di terminal Tanjung Priok (JICT, Koja, PTP, NPCT1) yang dibongkar muat sampai semester I, baik domestik maupun internasional sudah mencapai 1,5 juta TEUs.
“Volume itu meningkat dibandingkan tahun lalu (2016) yang hanya tercatat sekitar 1,3 juta TEUs pada periode sama,” ungkapnya kepada Ocean Week, di sela acara pelepasan Mudik Motor Gratis dengan kapal KM Dobonsolo dari Priok ke Semarang, oleh Menhub Budi Karya Sumadi, Rabu (21/6), di pelabuhan Tanjung Priok.
Throughput sebesar itu, ujar Prasetyadi, masing-masing disumbang dari kegiata di PTP 731.461 TEUs, disusul JICT sebesar 451.739 TEUs, lalu TPK Koja ada 214.245 TEUs, dan NPCT1 mencapai 131.328 TEUs. “PTP menyumbang volume terbesar dibandingkan terminal yang lain,” ungkapnya.
Namun, sumber Ocean Week menyebutkan bahwa pertumbuhan kinerja diantara terminal-terminal petikemas tersebut, NPCT1 menjadi yang terbagus, karena belum genap satu tahun, sudah mampu menangani 131.328 TEUs. “Bisa saja NPCT1 tahun ini mampu menangani mencapai 600 ribu TEUs lebih,” ujar Sumber tak mau disebut namanya.
Sementara itu, GM Pelindo II Tanjung Priok, Hendro Haryono menyatakan bahwa pelabuhan Tanjung Priok tetap akan melayani kegiatan bongkar muat, pada Lebaran shift 3, namun jika ada permintaan untuk kerja shift 2, diserahkan kepada buruh dan pemberi order.
“Kegiatan bongkar muat barang mulai libur dari shift 3 malam takbiran, lalu shift 1 dan 2 lebaran, shift 3 lebaran sudah masuk,” ucap Hendro kepada Ocean Week, Rabu siang.
Ditaya mengenai jumlah penumpang kapal lat, Hendro menyatakan, sampai saat ini total penumpang debarkai maupun embarkasi sekitar 7000 penumpang. “Sekarang ini turun, karena penumpang kapal laut lebih memilih naik pesawat, apalagi tarif pesawat murah,” kata Hendro. (**)