Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan mendukung terhadap penggunaan kartu elektronik (E-Smart Card) untuk masuk ke pelabuhan Tanjung Priok. ALFI minta supaya penggunaan kartu itu tidak hanya satu bank (BNI), namun bisa juga dengan bank Mandiri atau bank lainnya.
“Kami setuju dan mendukung program Pelindo Tanjung Priok tersebut. Penggunaan kartu elektronik itu juga dapat mengurangi kebocoran di setiap pintu masuk yang selama ini menggunakan sistem manual. Tapi dengan kartu elektronik, pasti berkurang banyak kebocoran itu, dan lebih tertib,” kata Adil Karim, Sekretaris ALFI DKI Jakarta, kepada Ocean Week, di kantornya, Kamis siang.
Pihaknya juga sudah meneruskan program ini kepada semua perusahaan forwarder anggotanya. “Untuk menghindari hal yang tak diinginkan saat penggunaan kartu di gate, misalnya dana yang ada di kartu minus, sebaiknya pihak bank juga standby di dekat pintu masuk. Jadi bisa dengan mudah mengisi saldo kartu,” ujar Adil.
Bagi ALFI, ungkap Adil, sepanjang program itu baik untuk kemajuan kepelabuhanan, pihaknya pasti akan mensupport. “Mudah-mudahan dengan kartu elektronik yang digunakan sebagai alat masuk ke pelabuhan Priok, bisa mengurai kemacetan di sekitar pelabuhan, karena masuk ke pelabuhan dapat lebih lancar, jangan sampai sebaliknya justru malah macet,” ungkapnya.
Seperti diketahui, bahwa hari Kamis (5/7), mulai diujicoba pelaksanaan penggunaan kartu elektronik masuk ke pelabuhan Priok. Sebanyak 12 ribu kartu atau E-Smart Card telah dibagikan PT Pelindo II Cabang Tanjung Priok kepada para stakeholder di pelabuhan ini.
Kartu tersebut berfungsi untuk digunakan di pintu masuk ke pelabuhan Tanjung Priok, baik lewat pos 1 maupun pos 9.
“E-Smart Card ini yang sudah dibagi sekitar 12 ribu ke karyawan yang berkantor di Pelabuhan Priok, dan juga yang berlangganan selama 1 tahun, juga masyarakat yang lain,” kata GM Pelindo Cabang Tanjung Priok Mulyadi, saat melihat langsung uji coba pelaksanaan kartu di Gate pintu 9, Kamis (5/7).
Uji coba akan diberlakukan untuk jangka waktu dua Minggu, menunggu semuanya siap 100 persen, baru diberlakukan full.
Kartu ini berlaku untuk kendaraan, baik truk, kendaraan pribadi maupun sepeda motor.
Tarifnya, kata Mulyadi, truk Rp 10 ribu, mobil pribadi Rp 5 ribu, dan motor Rp 3 ribu.
Hadir pada saat uji coba antara lain, Pradetyadi, direktur operasi Pelindo II, Imam Rahman, direktur keuangan, kepala kanwil BNI Jakarta Kota Yessi Kurnia, Corporate BNI Pusat Arya, dan sejumlah pejabat dilingkungan Pelindo Cabang Priok.
Mulyadi menyatakan, penggunaan Smart Card ini bertujuan untuk ketertiban, dan membatasi terhadap orang yang tak berkepentingan ke pelabuhan.
“Sebenarnya penggunaan kartu itu hanya memindahkan dari yang tadinya manual, masuk bayar, tapi ini gunakan kartu, tarifnya juga tak ada perubahan,” ujarnya kepada Ocean Week, di Priok.
Mulyadi juga mengungkapkan bahwa penggunaan kartu ini karena kedepan akan di link ke terminal-terminal yang ada di pelabuhan Priok.
“Selain itu juga untuk membatasi terhadap orang-orang yang nggak punya kepentingan di pelabuhan yang selama ini bisa dengan bebas keluar masuk ke pelabuhan,” ungkap Mulyadi.
Sementara itu, Yessi Kurnia, Kepala Kanwil BNI Jakarta Kota saat dikonfirmasi menyatakan, penggunaan kartu elektronik ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat supaya mengurangi atau menghindari pemakaian cash.
“Selain itu juga untuk transparansi, dan kartu ini bisa digunakan pula berbelanja di sejumlah tempat sepanjang terisi,” katanya.
Yessi mengungkapkan bahwa penggunaan kartu elektronik ini bekerjasama antara BNI dengan Pelindo II. Nantinya, bukan hanya digunakan di Priok saja, namun juga akan diterapkan di pelabuhan wilayah Pelindo II lainnya. (ow/**)