Sejumlah peralatan bongkar muat (BM) di pelabuhan Panjang rusak, sehingga kegiatan bongkar muat dari kapal menjadi terganggu, etmal (waktu tambat) kapal menjadi molor. Selain itu, kapal yang biasanya membongkar sekitar 500 box dikerjakan dalam waktu 2 sheef menjadi 4 sheef.
Banyak pengguna jasa protes dengan kondisi yang terjadi di pelabuhan Panjang. Sebab dari 3 unit container crane (CC) yang ada, dua diantaranya rusak. Lalu 4 unit transtainer (tenggo), 3 unit juga rusak. Kemudian top loader pun rusak, reach stacker yang ada hanya mampu menjangkau dua tir.
“Karena alat pendukung bongkar muat banyak yang rusak, kapal juga mengantre. Kami minta supaya direksi Pelindo II turun tangan untuk segera mengatasi hal ini, sehingga kegiatan operasional di pelabuhan tidak terganggu,” kata Sunarho HS, Manager PT Tresnamuda Sejati kepada Ocean Week di Jakarta, Rabu (25/1).
Protes dari Tresnamuda Sejati disebabkan, kapalnya berkegiatan di pelabuhan Panjang. “Kami sangat memprihatinkan terhadap kerusakan ini. Mestinya pihak pengelola Pelindo Panjang bisa dengan cepat mengantisipasi,” ujarnya.
Sunarno berharap supaya pengelola pelabuhan Panjang memperhatikan terhadap masalah ini, sehingga pelayaran tidak semakin mengalami kerugian.
Sementara itu, General Manager Pelindo II Cabang Panjang Agus Hendriyanto dan Deni Sonjaya Humasnya, ketika dikonfirmasi per telepon mengenai kerusakan tersebut, tidak ada jawaban. Telepon Agus H maupun Deni hanya mengatakan telepon yang anda hubungi sedang sibuk. (***)