INSA Batam masih belum bereaksi mengenai kenaikan tarif bongkar muat kontainer di pelabuhan Baru Ampar.
“Kami masih menunggu arahan dari INSA pusat mengenai hal itu (kenaikan tarif petikemas oleh BP Batam). Kami sudah berkirim surat,” kata Saptana, ketua INSA Batam kepada Ocean Week, beberapa waktu lalu, melalui WhatsApp nya.
Untuk diketahui bahwa aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Batam pada semester I 2023 meningkat.
Direktur BUP BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan, ada kenaikan dibandingkan tahun lalu, dari 74.050 TEUs pada semester I 2022, menjadi 76.128 TEUs pada periode yang sama di tahun 2023.
Menurut Dendi, kenaikan itu terjadi pada bongkar muat barang domestik. Pada aktivitas bongkar domestik tahun 2022 semester I sebanyak 37.490 TEUs dan aktivitas muat domestik sebanyak 37.550 TEUs.
“Pada semester I tahun 2023 aktivitas bongkar domestik meningkat menjadi 38.020 TEUs dan aktivitas muat domestik sebanyak 38.107 TEUs,” ungkapnya kepada pers, di Batam.
Sedangkan untuk aktivitas ekspor impor peti kemas juga mengalami peningkatan.
Semester I tahun 2022, tercatat 212.981 TEUs dengan rincian, ekspor peti kemas sebanyak 106.946 TEUs dan impor peti kemas ada 106.035 TEUs.
Kemudian, pada periode yang sama di tahun 2023, meningkat menjadi 217.165 TEUs. Rinciannya, untuk ekspor peti kemas sebanyak 107.148 TEUs dan impor sebanyak 109.847 TEUs.
Sebelumnya, Dendi juga menyampaikan bahwa BP Batam akan menaikkan tarif CHC (Cargo Handling Charge) untuk peti kemas berukuran 20 feet, dari Rp 384.300 menjadi Rp 603.000 per boks.
Menurut Dendi, kenaikan tarif itu masih lebih rendah dibandingkan dengan pelabuhan sejenis lainnya.
Selain itu, Dendi juga mengakui bahwa selama 11 tahun terakhir, BP Batam belum melakukan penyesuaian tarif.
Dalam dua tahun terakhir, BP Batam telah mengeluarkan biaya modal pembelian aset (capex) sebesar Rp 489 miliar. Di pelabuhan Batu Ampar juga telah dilengkapi dengan alat baru bongkar muat petikemas (crane) untuk mempercepat kegiatan bongkar muat. (**)