Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) menyelenggarakan Rakernas ke-II tahun 2023, bertempat di hotel Santika, Jakarta Utara, Rabu (8/11).
Rakernas yang resmi dibuka Ketum GINSI Capt. Subandi sekaligus juga untuk mensosialisasikan PP no. 46 tahun 2023 sebagai revisi PP no. 28/2021 tentang penyelenggaraan bidang perindustrian. “Semoga PP ini bisa membawa angin segar bagi palaku impor. Karena ketika PP ini turun banyak yang bertanya kapan bisa dilaksanakan, kami menunggu itu. Tapi kami tetap yakin pada saat waktunya akan bisa terlaksana dan dilaksanakan,” ujarnya.
Ketua Umum GINSI Capt. Subandi juga menyampaikan bahwa dalam perspektif GINSI bahwa impor itu menjadi suatu keniscayaan. Karena setiap negara memiliki potensi masing-masing. Dan setiap negara tak mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya dari hasil alamnya.
Dengan berbeda potensi kualitas sumber daya alam dan SDM nya, semata agar terjalin silaturahim antar manusia maupun antar bangsa.
“Kami mau diatur, dibina, tapi janganlah kami dibinasakan,” ujarnya.
Subandi juga mengatakan, Impor itu jangan cuma dilihat dari sisi negatifnya, karena jangan dilihat dari importir yang nakal saja. Tapi itu kan oknum. Maka kalau ada importir yang nakal jangan distikma semua importir itu nakal.
Bahwa impor itu bisa mampu menghidupi sektor usaha lain, berapa banyak institusi dan masyarakat yang juga menggantungkan hidupnya dari importasi. Kita lihat di pelabuhan bisa hidup karena adanya kegiatan impor. Bagaimana jika industri tak lagi mengimpor. Impor itu bisa menyerap puluhan juta tenaga kerja.
Tahun 2022 negara mendapat pemasukan dari pajak importasi sekitar Rp 1800 triliun. Karena itu impor sekali lagi jangan dilihat dari sisi negatifnya.
GINSI akan selalu berusaha menjadi mitra strategis pemerintah. Akan selalu bersama pemerintah dalam men-draft sebuah aturan, GINSI selalu berusaha untuk dapat dilibatkan.
Bandi juga mengkritisi ketidak hadiran pihak kementerian perindustrian, padahal banyak masalah yang dihadapi importir terkait dengan hal perindustrian.
Sebelumnya, Susi Wiyono, Sesmen Koordinator Kementerian Koordinator Perekonomian RI) dalam sambutannya menyampaikan bahwa GINSI menjadi mitra pemerintah dalam hal importasi.
Susi berharap keberadaan GINSI dapat terus berkontribusi untuk negara.
Dalam kesempatan ini, Susi juga lebih banyak menyinggung bagaimana angka impor di tahun ini mengalami penurunan, bahkan ekspor turun lebih besar.
Bahkan sejumlah negara sudah menerapkan restriksi ekspor produk pangan 2023. Misalnya Bangladesh untuk beras, India untuk broken rice, non basmati rice, sugar dan lainnya.
Susi juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi global diproyeksi mengalami perlambatan dan pertumbuhan Indonesia juga terpengaruh. Apalagi dengan masih adanya konflik Palestina-Israel, dan Ukraina-Rusia yang belum juga berakhir.
Hadir pada Rakernas ke-II GINSI tahun 2023 ini, antara lain, direktur PT Pelindo Petikemas Rima Novianti, Ketum APBMI Juswandi Kristanto, GM Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Adi Sugiri, Ketum Aptesinso Roy Rayadi, GM TPK Koja Indra Sani, Direktur PT MTI Yandri, dan para pengurus GINSI di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan sosialisasi PP no 46/2023, menghadirkan Nara sumber Moga Simatupang, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, serta Eko Hartanto, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian.
Sejumlah importir mempertanyakan kenapa untuk importir API-U masih menghadapi kendala dalam melakukan importasi meskipun PP 46/2023 sudah terbit. Bahkan mereka menyinggung jika importir API-U tak bisa melakukan impor, negara juga yang rugi.
“Kapan Juknis bisa segera diterbitkan, karena itu akan menjadi pedoman bagi kami importir API-U untuk kegiatan kami,” ujar Taufan, pengurus GINAI Pusat. (**)