PT Pelindo II berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 10,52 triliun di tahun 2017, naik 17,8 persen dibandingkan tahun 2016 lalu.
“Untuk laba usaha tahun 2017 mencapai Rp 3,07 triliun (unaudited). Ebitda naik 22,3 persen atau sebesar Rp 3,85 triliun, dan BOPO turun 1,75 persen menjadi sebesar 70,57 persen,” kata Elvyn G. Masassya, Dirut PT Pelindo II, dalam acara Port Visit, bertempat di Kantor Pusat Pelindo II Tanjung Priok, Senin (5/2).
Elvyn juga menyatakan bahwa pada tahun lalu perseroan mampu menangani total 6,917 juta TEUs, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 6,22 juta TEUs, dan tahun 2015 yang mencapai 5,94 juta TEUs.
Tahun 2018 ini, ujarnya, Pelindo mentargetkan bisa menangani 7,10 juta TEUs.
Menurut Elvyn, perseroan mentarget pendapatan usaha di tahun 2018 ini sebesar Rp 11,68 triliun. Kemudian EBITDA naik 6,8 persen menjadi Rp 4,11 triliun.
BOPO diharapkan turun 1,6 persen menjadi 69,43.
Karena itu, Pelindo II telah melakukan berbagai inovasi yang bertujuan untuk perbaikan pelayanan dan operasional, antara lain untuk upaya menekan angka dwelling time melalui integrated container freight station (CFS Center), modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan, serta optimalisasi penggunaan teknologi informasi yang dilaksanakan dalam bentuk implementasi vessel traffic system’ (VTS), MOS, Inaportnet, NPK dan PK TOS, auto talky dan auto gate serta E-service.
“Optimalisasi penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan jasa kepelabuhanan selain bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa dalam bertransaksi, juga untuk mendukung pelaksanaan good corporate governance terhadap transaksi biaya pelayanan jasa,” kata Elvyn. (***)