Pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara (Sumut) sudah lebih 60%. Proyek infrastruktur ini membutuhkan dana yang tidak kecil, karena sekitar Rp 8-Rp11 triliun untuk investasi pelabuhan ini. Pelabuhan Kuala Tanjung tahap pertama ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal II-2017. Sedangkan untuk tahap kedua diperkirakan akan beroperasi pada 2019.

Koordinator Wilayah ALFI se-Sumatera Khairul Mahalli menilai bahwa Kuala Tanjung merupakan pelabuhan yang sangat strategis untuk kemajuan perekonomian wilayah barat Indonesia.
“Pelabuhan yang dikerjakan oleh anak bangsa Indonesia ini untuk mewujudkan daya saing komoditi dengan system logistic terpadu. Saya yakin bisa saingi Singapura,” katanya per telpon, Senin (14/11) sore.
Kedepan, Khairul yakin Kuala Tanjung akan menjadi hub port Indonesia bagian barat, bahkan kalau pemerintah bisa memberikan kemudahan dan sebagainya, seperti yang diberikan pemerintah Singapura kepada pengguna jasa (pelayaran), maka tidak menutup kemungkinan pelabuhan ini dapat merebut pasar Singapura.
“Baik juga kalau pemerintah atau Pelindo I menggandeng pelayaran internasional (dunia) seperti Malaysia untuk masuk membesarkan Kuala Tanjung,” ungkapnya.

Khairul juga optimis Kuala Tanjung mampu menyaingi Tanjung Priok, karena sudah ada pangsa pasar tersendiri seperti komoditi CPO, industry kreatif Sumatera, dan sebagainya. “Apalagi jika pemerintah Pak Jokowi memberikan regulasi seperti yang di Singapura, pasti melejit,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana mengatakan, Pelindo I sudah mesti memulai konstruksi fisik pada semester II tahun depan untuk pelabuhan Kuala Tanjung tahap kedua.
“Pembangunan pelabuhan tersebut akan bekerja sama dengan pengembang pelabuhan asal Belanda, Port of Rotterdam. Selain itu, perusahaan juga akan mencari investor lain, sebab dibutuhkan invetasi sebesar antara Rp 8 – Rp 11 triliun,” katanya.
Menurut Bambang, sumber pendanaan pembangunan selain dari kas internal perseroan. Juga dari dana initial public offering (IPO) anak perusahaan. “Pelindo I mengestimasikan bisa menggenggam dana US$ 200 juta hingga US$ 250 juta dari IPO,” ujarnya. (***)