PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), salah satu anak perusahaan Pelindo II terus berupaya memberikan service terbaik kepada para pengguna jasanya, yakni dengan cara memberi kemudahan kepada mereka.
Beberapa program positif secara continue dilakukan perseroan, misalnya Acara Go Live CARTRUST (Car Terminal Announcement System On Terminal) di Gerbang Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal yang dihadiri oleh segenap mitra usaha dan mitra kerja PT IKT.
Dirut PT IKT Armen Amir mengatakan implementasi mobile truck announcement ini diharapkan dapat dimanfaatkan tidak hanya di IKT melainkan juga pemilik barang maupun rekanan bisnis IKT khususnya perusahaan trucking.
“Dengan menggunakan sistem ini proses bisnis menjadi lebih efisien dan proses planning terminal berjalan lebih baik,sebab truk yang masuk ke pelabuhan sudah harus terencana jadwal dan muatan apa yang dibawa,” ujarnya.
Dia mengatakan pada 2017, seluruh kegiatan bongkar muat di IKT akan dilaksanakan sendiri oleh perseroan untuk mendongkrak target laba perusahaan yang sudah di tetapkan oleh Pelindo II.
“Pada semester pertama 2016 , IKT mengantongi laba Rp41 milliar dari rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) Rp47 milliar,” ungkapnya.
Berdasarkan data IKT, realisasi bongkar muat kendaraan niaga (mobil) melalui IKT selama semester I/2016 (s/d Juli) sebanyak 162.842 unit , alat berat 8.842 unit (484.149 M3), dan spare part 15.258 Pcs (33.221 M3).
Adapun arus kunjungan kapal selama periode itu melalui terminal IKT mencapai 183 unit atau setara 6.293.258 GT, yang berasal dari pelayaran luar negeri 136 unit (5.862.266 GT) dan kapal domestik 47 unit atau setara 430.992 GT
Kata Armen Amir kepada Ocean Week menyatakan bahwa pihaknya juga tengah membahas mengenai TPS Online. “Belum lama ini kami sudah membahas hal itu dengan Bea Cukai dan PT EDII (Electronic Data Interchange Indonesia),” ujar Armen.
Saat ini, ungkap Armen, kegiatan kapal pengangkut mobil melalui dermaga yang dikelola PT IKT di Tanjung Priok, cukup padat. Contoh ke Belawan setiap bulan sekitar 4 kapal, ke Surabaya 4 kapal, dan dua kapal ke Banjarmasin. “Yang diangkut bukan hanya mobil namun juga alat berat,” tutur Armen.
Dia bilang, akan membangunkan terminal mobil di Belawan jika Pelindo I bersedia.
Seperti diketahui, Terminal kendaraan Tanjung Priok adalah Terminal yang melayani kegiatan jasa kepelabuhanan dibidang bongkar muat kendaraan, alat berat dan suku cadang. Terminal ini merupakan yang terbesar dan pertama di Indonesia.
Ekspor Mobil Naik
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan volume ekspor mobil akan naik 10 persen pada tahun depan dibandingkan tahun ini yang mencapai 200 ribu unit. Potensi ini didorong dengan kebijakan pemerintah menciptakan iklim investasi yang kondusif dan makin agresifnya para prinsipal memproduksi kendaraan global.
“Saya optimistis karena pemerintah bersama pelaku industri otomotif di dalam negeri bertekad mewujudkan Indonesia menjadi basis produksi industri kendaraan bermotor serta komponennya di ASEAN bahkan dunia,” ujar Airlangga di Jakarta.
Dalam upaya mendongkrak pasar ekspor, Kementerian Perindustrian terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina terkait pembahasan tentang peningkatan standar emisi dari Euro2 ke Euro4. Airlangga menambahkan, Kementerian Perindustrian minta supaya Pertamina bisa menyiapkan suplai bahan bakar yang mendukung standar emisi tinggi dengan target tahun 2019 atau 2020.
“Saat ini Pertamina sudah menyiapkan kilang,” kata Airlangga.
Kementerian Perindustrian telah serius mengkaji tentang pemberlakuan standar Euro4. Menurut Airlangga, pemberlakuan standar ini bermanfaat dari sisi lingkungan, juga berdampak ke industri. Airlangga mengimbau agar pelaku industri otomotif di dalam negeri agar memprioritaskan produksi kendaraan yang ramah lingkungan sehingga memenuhi standar emisi kendaraan Euro-4.
Solusi lainnya untuk meningkatkan ekspor yakni para prinsipal perlu memperbanyak produksi kendaraan yang diminati pasar global saat ini seperti tipe sedan dan SUV. Apalagi selama ini di Indonesia lebih banyal memproduksi model MPV. Di sisi lain, Airlangga meminta kepada para pelaku industri otomotif nasional agar lebih memperdalam struktur industri melalui peningkatan kemampuan industri komponen.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, penjualan kendaraan bermotor roda empat pada 2015 mencapai 1,1 juta unit. Angka penjualan ini akan terus tumbuh seiring peningkatan ekonomi nasional. Apalagi, pemerintah telah memprioritaskan pengembangan industri otomotif nasional melalui berbagai langkah strategis khususnya untuk menarik investasi baru dan mendorong peningkatan kapasitas produksi.
Industri otomotif juga memberikan efek ganda cukup besar terhadap kegiatan sektor ekonomi lainnya, terutama terhadap penyerapan tenaga kerja yang hingga saat ini mencapai 1,5 juta orang. Jumlah itu terdistribusi pada berbagai sektor mulai dari industri perakitan, industri komponen lapis pertama, kedua dan ketiga, sampai di tingkat bengkel resmi sales, service dan spare parts. (ow)