Dua kapal RoRo yakni MV Prayesti dan MV Sawitri rute Jakarta-Gresik-Jakarta (dermaga IKT Tanjung Priok – dermaga Maspion Gresik) direncanakan tanggal 16 Juni 2017, mulai melakukan pelayaran perdana dari terminal domestik ITK dengan kapal RoRo MV Sawitri.
Kedua kapal tersebut dioperasikan oleh PT Jagad Zamrud Khatulistiwa (JZK). MV Prayesti yang berkapasitas 1.700 lane meter dengan panjang 184,5 meter, luas 26,5 meter, dratf 6,75 meter, dan ramp door capacity 70 ton itu mampu membawa (memuat) ratusan truk barang, serta kontainer on chasis (tanpa head truk) dari Jakarta ke Surabaya dengan waktu lebih pendek dibandingkan melalui jalan raya.
Sementara MV Sawitri memiliki kapasitas 1.000 lane meter, panjang 118,87 meter, luas 19,60 m, draft 7,9 m dan ramp door capacity 50 ton.
“Dengan menggunakan kapal waktu tempuh hanya sekitar 20 jam, sementara jika lewat jalan raya, bisa sampai 28 jam. Artinya ada efisiensi waktu, termasuk faktor keselamatan,” kata Oentoro Surya, penasihat PT JZK kepada Ocean Week.
Bahkan, ucapnya, RoRo non subsidi ini hanya memuat truk barang tanpa orang (sopir). “Kalau truk naik dari Jakarta, nanti di pelabuhan tujuan sopirnya tinggal bawa, jadi tidak ikut naik kapal,” ugkapnya.
Menurut bos Pelayaran Arpeni ini, pelayaran dengan RoRo Jakarta-Gresik ini merupakan wujud dukungan program Tol Laut. “Tetapi ini murni bisnis, kami sangat mengandalkan market excelient dan operasional excelient,” ujar Oentoro optimis.
Direktur JZK Kasan Santosa juga menyatakan bahwa dengan RoRo dapat meminimalisasi kerusakan jalan raya, serta mengurangi kepadatan jalan. Namun ketika ditanya berapa tarifnya, Kasan belum bersedia memberi info.

Dirut PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Chiefy Adi K, mengungkapkan dengan adanya rute Jakarta – Gresik – Jakarta menggunakan kapal RoRo, sangat memberi manfaat bagi pengguna jasa.
“Paling tidak dengan kapal dapat mengangkut barang lebih banyak dibandingkan menggunakan truk, mengurangi kemacetan di jalan. Biaya kapal berkurang karena tersedianya muatan balik produk-produk maspion grup, juga menjadi hub bagi kargo tujuan Bali dan Nusa Tenggara,” katanya kepada Ocean Week, di Surabaya.
Selain itu dapat menggunakan tarif paket yang dapat dibayarkan melalui 1 pintu. Lalu resiko kerusakan barang berkurang, karena apabila menggunakan car carrier maka resiko kerusakan selama perjalanan dapat diminimalisir.
“Keuntungan lainnya tersedianya fasilitas terminal dan pre-delivery center dengan standar internasional, terintegrasi dengan sistem CARTOS yang dapat memonitor dan melacak melalui web, mulai dari kargo tiba di gate terminal domestik (IKT Jakarta) sampai di Maspion Car Terminal (Gresik). Juga mengurangi konsumsi BBM, dan mengurangi biaya perawatan jalan oleh pemerintah,” jelas Chiefy panjang lebar.
Diharapkan, adanya angkutan RoRo ini dapat membawa dapak positif bagi pertumbuhan industri di tanah air, khususnya Jawa timur dan sekitarnya. Sejalan dengan itu, Chiefy optimistis, kelancaran arus barang dengan adanya rute tersebut dapat berpengaruh positif dalam menggerakkan roda perekonomian di kedua wilayah itu (Surabaya dan Jakarta), serta bisa mengurangi biaya logistik secera keseluruhan.
Ocean Week yang mencoba menanyakan kepada pelaku bisnis di pelabuhan Tanjung Priok mengenai dibukanya RoRo trayek Jakarta-Gresik-Jakarta, mayoritas mengapresiasi positif. Cuma sayang, mereka mengaku belum mengetahui berapa tarifnya. Padahal, mereka sangat ingin mengetahui tarifnya sehingga bisa dibandingkan dengan menggunakan jalan raya, maupun kereta api. (***)