Program tol laut menggunakan kapal RoRo rute Tanjung Priok-Dermaga Maspion Gresik, direncanakan pada 12 Juli 2017 mulai berlayar. Dua kapal yakni MV Sawitri dan MV Prayesti akan memperkuat pada rute tersebut.
Tadinya, pelayaran perdana untuk program tol laut dengan menggunakan kapal RoRo ini diluncurkan 16 Juni 2017, namun karena sesuatu hal, diundur hingga 12 Juli nanti.
Direktur PT Jagad Zamrud Katu;istiwa (JZK) Kasan Santosa ketika dikonfirmasi, membenarkan bahwa pada tanggal 12 Juli mendatang, direncanakan pelayaran perdana rute IKT Tanjung Priok-Maspion Gresik dilaunching.
Tetapi, Kasan belum banyak bercerita mengenai rencana pelayaran RoRo tersebut. Kepada Ocean Week, dia pernah menyatakan bahwa dengan menggunakan kapal RoRo dapat meminimalisasi kepadatan dan kerusakan jalan raya.
Pada Selasa (4/7), program tol laut rute Jakarta-Gresik menggunakan kapal RoRo ini didiskusikan di salah satu hotel di Jakarta.
Menurut Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto, justru dengan diskusi yang melibatkan pemerintah dan praktisi pelayaran diharapkan dapat melihat, mengetahui kekurangan-kekurangan, dan kemudian dapat memberikan masukan kepada pemerintah untuk mensukseskan program ini.
“Seperti jembatan timbang yang akan dijalankan oleh pihak PU bisa segera jalan. Lalu menghitung jumlah kargo yang ada, karena selain jalan darat dengan truk, ada kereta api juga mengangkut barang yang sama. Bagaimana dengan lewat pelabuhan,” ungkap Carmelita kepada Ocean Week.
Kata Meme (panggilannya), karena ini program pemerintah, diharapkan juga dapat memberikan harga (ongkosa angkut) yang lebih baik. “Pertanyaannya apakah cukup dengan itu, apakah pemerintah harus memberikan subsidi atau ada kebijakan lain, misalnya tidak dikenai PPN, dan ini pun juga salah satu yang bisa membantu,” ucapnya.
Pastinya, tegas Carmelita, INSA sangat mensupport adanya angkutan kapal RoRo rute Jakarta-Gresik tersebut.
Sementara itu, penasihat JZK Oentoro Surya kepada Ocean Week pernah menyatakan bahwa angkutan dengan kapal RoRo ini non subsidi. “Kapal hanya memuat truk barang atau kontainer tanpa head truck. Sopir tak boleh ikut naik kapal, jadi kalau truk misalnya dari Jakarta, nanti di pelabuhan tujuan sopirnya di pelabuhan itu tinggal bawa,” ujarnya.
Menurut Oentoro, pelayaran dengan RoRo ini merupakan wujud dukungan program tol laut. Namun ini murni bisnis. “Kami sangat mengandalkan market exelient dan operasional exelient,” tuturnya.
Sedangkan Dirut PT IKT Chiefy Adi K menyatakan, dengan adanya program ini sangat memberi manfaat bagi pengguna jasa. Paling tidak dengan menggunakan kapal, dapat mengangkut barang lebih banyak dibandingkan menggunakan truk.
“Selain itu bisa mengurangi kemacetan di jalan raya, mengurangi kerusakan jalan. Apalagi ini dapat juga menjadi hub kargo tujuan Bali dan Nusa Tenggara,” katanya beberapa waktu lalu.
Chiefy berharap, adanya angkutan RoRo ini dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan industri di tanah air, khususnya Jawa Timur dan sekitarnya, serta mengurangi biaya logistik secara keseluruhan.
Seperti diketahui, dua kapal akan melayani rute Jakarta-Gresik, yakni Sawitri dan Prayesti, dioperasikan oleh PT JZK.
Kapal Prayesti berkapasitas 1.700 lane meter, panjang 184,5 meter, luas 26,5 meter, draft 6,75 meter, dan ramp door capacity 70 ton, mampu memuat ratusan truk barang, serta kontainer on chasis (tanpa head truck).
Sedangkan kapal Sawitri berkapasitas 1000 lane meter, panjang 118,87 meter, luas 19,60 meter, draft 7,9 meter dan ramp door capacity 50 ton.
Waktu tempuh Jakarta-Gresik dengan kapal hanya 20 jam, sementara menggunakan darat sekitar 28 jam. (ow)