Sebanyak 1.000 ton pupuk ikut tenggelam bersama kapal kargo KM Lintas Armada Nusantara yang terbalik dan tenggelam di alur Pelabuhan Pangkal Balam, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Tim Perhubungan Laut dan institusi terkait kini terus melakukan upaya lanjutan terhadap bangkai kapal yang berada di alur masuk pelabuhan.
“Kami akan coba kembali ‘evakuasi’ KM Lintas Armada Nusantara yang saat ini keadaan tenggelam, semoga upaya ini berjalan baik,” kata Kepala Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkalbalam, Rian Rico kepada pers.
Direktur Navigasi Ditjen Perhubungan Laut Capt. Budi Mantoro mengatakan bahwa untuk saat ini dari VTS Palembang, dan SROP di broadcasting dan NAVTEX , safety information. “Sudah dilakukan survey bathimetry untuk penandaan pada alur pelayaran. Dan terkait kapal tenggelam, kami masih koordinasikan dengan direktorat terkait dengan pemilik kapal (wreck removal),” katanya kepada Ocean Week, Selasa pagi.
Sementara itu, Ketua DPC INSA Bangka Eko Supriyadi mengungkapkan dengan peristiwa tersebut, kapal-kapal malah tidak boleh masukin kolam pelabuhan, alasannya mau evakuasi. “Tapi sampai kapan belum tau. Dan kapal tunggu diluar,” ujar Eko.
Upaya evakuasi KM. Lintas Armada Nusantara belum berhasil dilakukan hingga tadi malam.
Operasional Keagenan PT.Lautan Mulia Purnama (LMP) Deni Saputra menyampaikan terima kasih kepada pihak KSOP, PT Pelindo, dan para pihak yang telah dengan maksimal berupaya mengangkat atau menggeser kapal yang tenggelam itu, meski belum berhasil.
“Terimakasih juga kami sampaikan kepada Pak General Maneger PT Pelindo 2 Pangkal Balam, Ahmad Yoga Suryadarma yang hadir bersama kami di lapangan. Bliau menyaksikan secara langsung proses evakuasi kapal itu,” katanya.
Selain pupuk, ucap Deni, muatan lainnya termasuk barang pribadi tak sempat diselamatkan.
Menurut Rian, upaya pengangkatan kapal tenggelam itu dilakukan dengan melakukan pemutusan rantai jangkar KM Sentosa 18 yang sebelumnya sempat bertabrakan dengan KM Lintas Armada Nusantara.
“KM Sentosa 18 selanjutnya digandeng oleh TB Betrans melanjutkan olah gerak sandar di pelabuhan umum,” ujar Rian.
Untuk diketahui bahwa musibah karamnya kapal KM Lintas Armada Nusantara terjadi pada Minggu (7/7/2024) sekitar pukul 03.30 WIB. Waktu itu kapal sedang lego jangkar menunggu masuk pelabuhan. Kemudian arus laut tiba-tiba surut menyebabkan kapal miring dan terbalik.
Kini kapal sepanjang 57 meter itu dalam posisi tenggelam dengan bagian lambung yang menyembul ke permukaan.
Kepala Kantor SAR Pangkalpinang I Made Oka Astawa mengatakan, sebanyak 13 awak telah dievakuasi dalam kondisi selamat. “Tim siaga langsung bergerak ke lokasi menggunakan kapal cepat RBB 01 dan berhasil mengevakuasi,” ujar Oka.
Oka menuturkan, arus muara Pangkal Balam pada saat kejadian sedang surut yang menyebabkan kapal KM Lintas Armada Nusantara yang lego jangkar alami larat (ancor dragging) dan hanyut.
Kapal kemudian menabrak haluan KM Sentosa 18. “Nahkoda kapal bergegas menghidupkan mesin, namun kondisi arus yang cepat menyebabkan kapal tidak sempat olah gerak hingga menabrak bagian haluan KM Sentosa 18, dan terbalik,” ujar Oka.
GM Pelindo Pangkal Balam Ahmad Yoga Suryadarma yang dikonfirmasi Ocean Week mengenai perkembangan musibah tenggelamnya kapal tersebut, apakah sudah tidak menganggu lalu lintas kapal di pelabuhan Pangkal Balam, hingga berita ini ditulis, belum memberi jawaban. (***)