Bisnis bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok terjun bebas, selama covid-19 mewabah di Indonesia.
Beberapa pengusaha perusahaan bongkar muat (PBM) di pelabuhan tersibuk nasional mengeluhkan sepinya order selama masa pandemi Corona ini.
Bahkan, dari sekian banyak PBM yang selama ini beraktivitas di Priok, yang masih aktif melakukan kegiatan bisa dihitung dengan jari tangan.
“Kami sudah 4 bulan baru ada satu kegiatan, makanya sangat berat dalam situasi saat ini,” kata dua pebisnis PBM yang juga pengurus APBMI Jakarta, bercerita kepada Ocean Week, di Tanjung Priok, belum lama ini.
Kedua pebisnis yang minta tak disebut namanya itu mengaku bahwa aktivitas impor melalui pelabuhan Priok menurun tajam. Bahkan untuk non petikemas terjun bebas.
“Yang masih lumayan ya kargo domestik,” ujar keduanya.
Mereka berharap wabah penyakit yang konon berasal dari Wuhan China itu dapat segera berakhir, dan perekonomian pulih kembali.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2020 turun 0,2 persen secara tahunan menjadi 14,09 miliar dollar AS. Tren ini berlanjut April 2020 dengan nilai ekspor 12,10 miliar dollar AS atau turun 7,02 persen dibandingkan dengan April 2019.
Imanuddin, Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp mengenai kegaitan bongkar muat barang umum di pelabuhan Priok, belum memberi respon.
Begitu pula dengan Ketua APBMI Jakarta Juswandi Kristanto, yang ditanyai soal kegiatan PBM saat ini melalui WA nya, juga belum memberi jawaban.
Salah satu operator terminal di Priok yang juga pengurus APBMI Jakarta, ditanya hal sama, tak juga merespon.
Sebelumnya, Arif Suhartono, Dirut PT Pelindo II menyatakan bahwa sepanjang Januari hingga April 2020, arus petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 2,12 juta Twenty foot equivalent unit ( TEUs).
Arif mengaku wabah Corona ini menjadi tantangan tersendiri dalam pemulihan perekonomian nasional dan juga global.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kinerja ekspor Indonesia pada April 2020 mencapai 12,19 miliar dolar AS atau turun 7,02 persen dibanding ekspor April 2019. Sedangkan nilai impor Indonesia pada April 2020 mencapai 12,54 miliar dolar AS atau turun 18,58 persen dibanding April 2019.
Arif mengatakan, turunnya arus ekspor impor petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada periode Januari-April 2020 menunjukkan Indonesia dengan beberapa negara mitra dagang utama seperti China, Jepang, dan Amerika Serikat masih mengalami perlambatan. (***)