Usaha pelayaran nasional masih stagnan karena krisis ekonomi global. Kapal-kapal banyak yang idle, apalagi tidak sedikit kegiatan di sector migas yang berhenti, ribuan tongkang juga menganggur. Dan ini tak bisa dibiarkan berkepanjangan, poros maritime maupun tol laut sebagai langkah strategis pemerintah tampaknya belum menunjukkan titik terang.
Strategi dan langkah apa yang akan ditempuh usaha sector ini, lalu apa pula upaya INSA untuk industry pelayaran nasional ini. Ketua DPP INSA yang juga Dirut PT Andhika Line, Carmelita Hartoto bercerita seputar situasi dan kondisi usaha ini.
Saat MEA diberlakukan, pastinya semua usaha melakukan antisipasi, bagaimana dengan usaha pelayaran?
Sudah barang tentu. Berbeda dengan bidang usaha yang lainnya, Usaha Pelayaran termasuk usaha yang yang masih dilindungi dalam DNI ( Daftar Negatif Investasi) , karena harus mempertahankan Sovereign (Kedaulatan suatu negara), berkenaan dengan undang2 cabotage. Jadi kepemilikan asing pada usaha Pelayaran, tidak boleh mayoritas. Dibatasi hanya sebesar 49%. Jauh sebelum MEA diberlakukan, ada pihak asing yang mengharapkan agar Usaha pelayaran juga dibuka , bahkan menginginkan untuk membuat semacam ASEAN Cabotage, dalam artian sesama Negara Asean boleh melakukan usaha pengangkutan didalam negeri suatu Negara Asean. Hal ini tentu bertentangan dengan undang2 cabotage. Dan tidak semua Anggota Asean menyetujuinya. Kita hanya setuju untuk kebebasan antar Negara saja. Jadi antisipasi yang dilakukan adalah memperkuat undang2 cabotage tersebut (dalam artian mengawal undang2 cabotage dari pihak2 yang berusaha mencari keuntungan dengan gagalnya cabotage) dan menyiapkan Armada Merah Putih untuk bisa bersaing di Internasional terutama di Asean itu sendiri.
Perkembangan update pelayaran nasional sendiri, bisa diceritakan?
Perkembangan Pelayaran Nasional tidak terlalu bagus akhir2 ini. Armada penunjang banyak yang harus idle, laid up karena tidak ada pekerjaan. Seperti kita ketahui, primadona ekspor batubara jauh menurun akibat devaluasi rupiah terhadap dollar. Akibatnya tidak terjadi transshipment batubara dari Mining ke Mother vessel yang biasanya menggunakan Tug & Barges. Akibat dari menurunnya harga Minyak mentah, menyebabkan banyak industry pengeboran yang menghentikan produksinya. Hal ini mengakibatkan kontrak2 Offshore supporting busniness juga mengadakan early termination. Maka banyaklah kapal2 support yang harus idle, seperti Crew boat, PSV, dan kegiatan support yang lain. Disisi lain, market Dalam negeri, masih bagus disbanding dengan Market LN. Masih banyak komoditas lain yang harus didistribusikan antar pulau. Ini jugalah yang dilihat oleh Asing, bahwa market transportasi Laut di Indonesia masih bagus.
pemerintah sekarang tengah gencar membangun infrastruktur pelabuhan di wilayah indonesia timur, peluang apa apa dapat dipetik oleh usaha pelayaran dalam hal ini?
INSA menyambut baik usaha Pemerintah dalam hal ini. Kesiapan Infrastruktur Pelabuhan di Indonesia Timur akan sangat membantu para Investor untuk membangun Industri diwilayah timur Indonesia. Dan apabila itu terbangun, maka biaya logistik transportasi akan menjadi efficient karena adanya muatan balik. Memang saat ini Pemerintah juga merangsang pembangunan wilayah timur dengan cara membuat Tol laut atau konektivitas antar pulau yang terjadwal. Untuk itu disiapkanlah subsidi. Alangkah baiknya kalau subsidi juga diberikan kepada para investor yang akan membangun industry diwilayah timur. Untuk mempercepat pembangunan disana, sehingga subsidi2 tersebut bisa segera dicabut kalau sudah ada keseimbangan antara barat dan timur. Untuk pembangunan infrastruktur, pihak swasta pun siap untuk membantu Pemerintah.
Problem apa lagi yg masih menjadi masalah krusial bagi usaha pelayaran kita?
Masih seperti yang dahulu. Sampai saat ini problem Pelayaran nasional adalah kurang kompetitif dibanding asing, karena masalah kebijakan moneter dan fiscal. Moneter, karena pendanaan untuk membeli suatu kapal masih dengan bunga yang tinggi. Fiscal, karena bisnis Pelayaran masih terkena pajak. Berbeda dengan Pelayaran asing yang mendapatkan support dari pemerintahnya. Selain itu juga penegakkan hukum di laut ( Law enforcement). Sea and Coast Guard memang sudah ada Bakamla. Akan tetapi, masih terjadi undang2 yang tumpang tindih dengan instansi yang lain. Jadi masih terjadi Multi Agent, Single Task. Sedangkan yang diinginkan adalah Single Agent, Multi Task.
Tanggapan ibu dengan kebijakan usaha keagenan yang tak perlu punya kapal. Padahal banyak usaha pelayaran yg meresahkan kebijakan ini?
Memang usaha keagenan bukanlah core bisnis Usaha Pelayaran. Akan tetapi sebagai operator sebuah kapal, maka usaha Pelayaran menganggap yang paling mengetahui dengan apa yang diinginkan oleh pemilik kapal asing. Dan paling mengetahui kepentingan owner dalam hal effisiensi kegiatan dipelabuhan. Namun demikian, karena sudah tertulis didalam undang2, tentunya harus dilaksanakan dengan konsekuen. Kami hanya ingin mengingatkan, bahwasanya nanti akan banyak perusahaan keagenan yang akan saling berkompetisi. Belum lagi akan berhadapan dengan Perusahaan2 asing yang akan membuka usaha keagenan sendiri di Indonesia. Apakah itu perusahaan Pelayaran asing atau global agency. Nah bersaing dengan raksasa2 tersebut tidaklah mudah. Keresahan yang banyak dikeluhkan oleh banyak perusahaan pelayaran adalah, bahwa ini terjadi pada saat bisnis pelayaran itu sendiri sedang dalam kondisi yang buruk.
Disparitas harga menjadi konsen pemerintah dalam cost logistik, bagaimana agar hal itu tak terjadi?
Diatas sudah saya sebutkan. Disparitas harga terjadi karena Logistik Cost yang tinggi. Logistik Cost yang Tinggi, akibat tidak adanya muatan balik dari Timur ke barat. Tidak adanya muatan dari Timur ke barat, karena tidak adanya industri ditimur, yang memproduksi barang untuk dibawa ke barat. Tidak adanya Industri karena investasi untuk membuat industri diwilayah timur cukup mahal. Karena terbatasnya fasilitas, tidak adanya power plant, tidak ada pabrik semen, tidak ada pabrik besi. Dan kurangnya infrastruktur. Jadi jelaskan? apa yang harus dilakukan. Bikin power plant di timur, bikin kemudahan investasi di Timur, Bikin infrastruktur di timur. InshaAllah Logistik cost akan turun.
Pelabuhan Patimban di Kerawang akan dibangun pemerintah, komentar ibu adanya pelabuhan itu?
Saya mewakili INSA mendukung pembangunan Pelabuhan di Kerawang ataupun di mana saja diwilayah Jawa barat, apalagi yang dekat dengan daerah Industri. Hal ini sebagai penunjang Pelabuhan TG PRIOK yang sudah demikian padatnya. Dengan demikian akan menurunkan waktu tunggu kapal di Pelabuhan. Dan mengurangi traffickepelabuhan.