Pengamat ekonomi asal Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menyatakan Tol laut saat ini belum bisa menurunkan Logistik Cost, karena perpindahan barang dari laut kedarat masih tidak seimbang.
Faisal menilai pengangkutan melalui jalur darat masih lebih banyak dibanding melalui laut, sehingga penerapan tol laut tidak akan berpengaruh apapun. “Jadi mau dibangun laut dan bangun akses darat selama masih tidak terjadi perpindahan maka tidak akan ada pengaruh apapun,” Kata Faisal di Bandung, Jawa Barat.
Faisal mencontohkan, jika durian dari pulau Sumatera itu harganya rp 10 ribu, kemudian harga di Jakarta misal 150 ribu di dalam satu negara 10 ribu sama dengan 150 itu jauh sekali perbedaan harganya. “Itu menunjukan bahwa laut tidak dipakai. Karena durian masih di angkut menggunakan truk sedangkan ongkos truk itu 10 kali lebih mahal dari ongkos laut,” ujarnya lagi.
Faisal menjelaskan, Penurunan barang meskipun sudah ada tol laut dalam praktiknya 90 persen barang di Indosesia masih di angkut menggunakan jalur darat, Jika dari 90 persen bisa diturunkan pada angka 60 persen maka akan terlihat secara penuh kinerja dari tol laut itu sendiri.
Menurut Faisal, penggunaan istilah tol laut sendiri belum tepat, mengingat tol bisa diartikan sebagai bebas hambatan, sedangkan keadaan di laut sendiri memang tidak ada hambatan, terkceuali adanya polisi air dan beberapa instasi yang menangani masalah kelautan.
“Ini membuat istilahnya aja sudah menyesatkan, namun yang penting itu tadi tol laut di bangun tol darat dibangun tapi presentase barang yang diangkut lewat laut tetap segitu-segitu saja, tidak ngefek,” ungkapnya sedikit kesal. (rb/**)