Para pengusaha dump truck di Bitung Sulawesi Utara (Sulut) mengancam bakal melakukan aksi mogok, jika kelangkaan BBM jenis solar tak segera diatasi oleh pemerintah.
Mengingat dengan langka dan sulitnya truk-truk memperoleh BBM solar, pengusaha mengaku sangat dirugikan. Bakan hal ini bisa membuat perekonomian di Sulit terdampak, karena barang-barang curah yang biasa diangkut menggunakan dump truck, menjadi terbengkalai.
Hal itu disampaikan Ketua Perkumpulan Pengemudi dan Pemilik Dump Truck (P3DT) Sulut, Julias Buang Ngantung didampingi Sekretaris Raymond T dan Bendahara Hermanto S, kepada wartawan, di Bitung, kemarin.
“P3DT sangat mendukung aksi ALFI/Ilfa yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM solar, karena memang saat ini kami mewakili ratusan anggota yang memiliki Dump Truck merasa sangat dirugikan dan sangat mengeluh soal ketersediaan BBM solar yang sangat sulit, untuk didapatkan di SPBU-SPBU di Bitung ini. Apalagi kami senasib dengan ALFI/ILFA Bitung yang memiliki ratusan anggota mobil Truck Tronton,” ujarnya.
Menanggapi rencana itu, Ketua DPC INSA Surabaya Steven Lesawengen mengungkapkan bahwa aksi klimaks dari para pelaku usaha yang tergabung di ALFI Sulut terhadap keadaan yang menyiksa para pegguna jasa di sana sangat lah wajar. “Karena mereka (pengusaha) mengalami kerugian. Nilainya mencapai ratusan juta, bahkan bisa mencapai miliaran rupiah, karena truk-truk nya nggak bisa operasional, akibat kelangkaan BBM solar,” ungkapnya kepada Ocean Week, Rabu siang.
Julias Buang juga menyatakan, dengan kelangkaan BBM solar, membuat mobil-mobil dump truck khususnya pemuat Pasir yang tergabung P3DT di Kota Bitung bakal melakukan aksi mogok damai bersama ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) alias berhenti beroperasi dalam beberapa hari kedepan.
Menurut Buang, saat ini antrian di SPBU-SPBU di Bitung rata-rata didominasi oleh kendaraan-kendaraan yang entah dari mana. “Makanya kami mendukung apa yang dilakukan akan ALFi/ILFA karena kami juga susah mendapatkan solar,” sela Raymond menambahkan.
Julias Buang menyampaikan untuk mendapatkan BBM solar, truk-truk anggotanya harus keluar Kota seperti di Minahasa Utara (Minut) dan Tondano, atau di Tomohon.
“Tapi kenapa di Bitung tempat Depot Pertamina kami sulit mendapatkan. Ini kan sangat aneh. Namun demikian kami tidak akan menyinggung atau peduli tentang siapa entah kemana solar itu,” katanya.
Untuk itu, P3DT minta ada perhatian dari Pemerintah. Karena bagaimanapun sopir sopir angkutan dump truk ini, bisa dibilang menjadi ujung tombak dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Hermanto mengatakan bahwa Bisa dibayangkan kalau tidak ada sopir-sopir Dump truck, material yang untuk pembangunan bagaimana. “Tapi kami susah mendapatkan solar bahkan kalaupun ada sudah ke pengecer warung-warung,” tandasnya.
Julias Buang Ngantung berharap agar Pemerintah setempat dan Provinsi dapat memperhatikan nasib para sopir dump truck serta pelaku usahanya.
“Kami para sopir-sopir dump truck yang tergabung di organisasi P3DR agar Pemerintah hadir dalam memberikan solusi atau jalan keluar terkait adanya situasi yang merugikan ini yaitu kesulitan mendapatkan BBM jenis Solar,” tegasnya. (***)