Setelah Kamis (20/3) Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menggelar aksi stop operasi di Jakarta dan sejumlah daerah, pada Jumat (21/3) organisasi ini juga melanjutkan demo nya ke Kantor Kemenhub, di Jakarta Pusat.
Tuntutannya masih sama yakni minta agar pemerintah (Menhub Dudy Purwaghandi) bersedia merevisi SKB mengenai pengaturan lalu lintas jalan serta Penyeberangan selama masa mudik dan arus balik angkutan lebaran tahun 1446 H/2025 yang dinilainya sangat lama (16 hari), karena berlaku mulai 24 Maret – 8 April 2025.
Menanggapi demo Aptrindo, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyatakan tidak masalah.
Sebab, ujar Dudy, masih ada asosiasi pengusaha truk lain selain Aptrindo.
Menhub berharap asosiasi lain tetap beroperasi sehingga angkutan barang tak terganggu.
“Saya rasa kan banyak asosiasi ya. Kalau memang asosiasi mogok, mungkin asosiasi lain bisa juga tidak melakukan aksi yang sama,” kata Dudy saat jumpa pers di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (21/3).
Dudy menyampaikan pembatasan truk masuk tol harus diterapkan demi kelancaran mudik. “Saya berharap para pengusaha truk memahami kondisi ini,” ungkapnya.
Meski demikian, Menhub Dudy tak melarang para pengusaha truk melakukan aksi mogok.
“Silakan, kami tidak pernah menutup diri terhadap unjuk rasa atau apapun itu namanya untuk menyampaikan aspirasi,” katanya.
Seperti diketahui bahwa Aptrindo menggelar aksi mogok beroperasi pada Kamis (20/3) dan Jumat (21/3).
Aksi dilakukan sebagai protes terhadap pelarangan truk sumbu tiga melintas di jalan tol mulai 24 Maret hingga 8 April 2025.
Aptrindo menyatakan keberatan karena pelarangan dilakukan terlalu lama yakni 16 hari. Dengan 16 hari, Aptrindo menyatakan kerugian mencapai Rp 5 Triliun bagi semua stakeholder yang terlibat di kepelabuhanan.
Wakil Sekjen Agus mengaku selama 16 hari SKB itu, perusahaannya merugi sebesar Rp 5 miliar. “Tapi kredit mobil kan libur, makanya kami cukup berat dengan pelarangan akibat SKB itu,” katanya.
Makanya Aptrindo minta supaya pemerintah mau merevisi durasi SKB tersebut. (***)