Layanan sandar kapal di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar sekarang ini serba cepat, efisien dan terkendali, pasca diberlakukannya system inaportnet di pelabuhan.
“Kedatangan dan keberangkatan kapal dipayungi oleh system inaportnet yang dijalankan oleh port authority dan syahbandar. Sudah menerapkan SPB online sehingga tidak ada lagi tatap muka dalam hal pengurusan in out kapal,” kata Ketua DPC INSA Makassar Hamka saat dihubungi Ocean Week Jumat (25/11) pagi.
Menurut Hamka, yang dibutuhkan kedepan adalah system ini memiliki kapasitas dan kompatibilitas antar system yang lebih canggih dan kuat mengingat jumlah kapal dan pemain pelayaran kita sangat besar. “jangan sampai nantinya prasarana peralatannya (computer) tak mampu menampung kapasitas, sehingga bermasalah mengingat system ini untuk Indonesia, bukan hanya Makassar, Tanjung Perak, Belawan dan Tanjung Priok. Itu yang perlu antisipasi,” ucapnya.
Hamka memberi apresiasi positif atas pelayanan di Pelindo sebagai operator juga terkoneksi dan terintegrasi dengan system inaportnet sehingga pihak operator tidak akan melanjutkan service pemanduan,penundaan, dan tambatan jika ada masalah di inaportnet.
Kebetulan Kepala OP Makassar (waktu itu Nyoman Gede Seputra) salah seorang yang mencetuskan inaportnet sehingga penerapan system ini di makasar menjadi lebih smooth.
Dia juga menceritakan bagaimana kondisi pelayaran di lintasan timur Indonesia khususnya kapal-kapal cargo tetap saja menghadapi kendala klise yakni terjadinya imbalance cargo. “Muatan dari timur ke barat sedikit sekali volumenya bahkan 99 % kapal kita kosong dari sana,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua DPC INSA Panjang Yusirwan mengungkapkan bahwa Pelaku pelayaran perlu dukungan besar dari pemerintah kalau tidak orang akan beralih ke usaha sector lain. “Kondisi pelayaran saat ini sedang menurun, makanya pemerintah perlu memperhatikannya,” ujarnya.
Di Bengkulu, Ketua DPC INSA Suharto menyatakan bahwa service di pelabuhan sekarang juga lebih baik. Bahkan sejak 12 November 2016, layanan sudah 24 jam. “Pengerukan pendangkalan alur pelabuhan juga dijadwalkan pada bulan Desember 2016 mulai keruk,” ucapnya kepada Ocean Week.
“Saat ini pelayanan pelabuhan bagus, ekonomi di Bengkulu berjalan normal. Cuma di Pemda Bengkulu agak lesu, karena APBD 2016 tidak dijalankan oleh eksekutif, dampaknya ke kontraktor tidak ada kegiatan yang memadai. Masyarakat hanya mampu bertahan hidup mengandalkan hasil bumi dan honor yang ada,” ungkap Suharto yang juga Anggota DPRD Bengkulu ini.
Di tempat terpisah Ketua DPC INSA Medan Hendra ketika dikonfirmasi tentang aktivitas di pelabuhan Belawan, hanya menjawab tetap normal. “Sekarang kinerja di pelabuhan Belawan bagus-bagus saja,” katanya. (***)