PT Indonesia Kendaraan Terminal/IKT Tbk (IDX:IPCC) terus melakukan ekspansi bisnis yang berkelanjutan, penambahan market share dan efisiensi.
“Hal itu sejalan dengan implementasi strategi Perusahaan yaitu ekspansi bisnis yang berkelanjutan,” ujar Sugeng Mulyadi, Dirut PT IKT dihadapan para wartawan, di kantornya, Senin siang.
Sugeng bercerita bahwa dalam enam bulan pertama di tahun 2024, PT IKT berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif dan solid walaupun dihadapkan dengan situasi geopolitik global yang dinamis serta isu keselamatan pada produsen kendaraan.
Meski begitu, ungkap Sugeng, IPCC mampu mencatatkan kenaikan laba bersih para Semester I 2024 sebesar 2,24 % YoY.
Kata Sugeng, dalam Laporan Kinerja Keuangan Semester I tahun 2024 yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX), IPCC berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih di paruh pertama tumbuh menjadi Rp.80,69 miliar dari sebelumnya Rp.78,91 miliar.
Pencapaian ini, menurut Sugeng, ditopang oleh peningkatan arus cargo alat berat sebesar 44,23% (YoY) serta cargo truck and bus sebesar 21,82% (YoY) di Terminal Satelit walaupun terjadi penurunan untuk CBU sebesar 1,25% (YoY) secara konsolidasi, dimana proporsi terbesar adalah Terminal Satelit sebesar 40,94%, Terminal Internasional 40,74% dan Terminal Domestik sebesar 18,32%.
“Pelayanan jasa terminal sebagai layanan utama masih menjadi primadona sebagai pencetak pundi-pundi keuangan IPCC dengan kenaikan 1,44% menjadi Rp340,96 Miliar (YoY) hingga Juni 2024. Kemudian diikuti dengan pendapatan dari layanan PDC berupa pengusahaan tanah dan bangunan yang meningkat sebesar 45,23% dari Rp.5,8M menjadi Rp.8,5M,” jelasnya.

Sugeng Mulyadi juga mengatakan, di tengah menurunnya nilai impor dan ekspor Indonesia khususnya cargo kendaraan, IPCC berhasil membukukan kinerja positif.
Hal ini ini didorong adanya optimalisasi kinerja operasi, implementasi sistem keuangan (PRAYA) serta perubahan pola bisnis di bidang komersial sehingga mendorong optimalisasi pendapatan.
Berbagai strategi bisnis yang telah diterapkan juga membuahkan hasil manis seperti layanan PDC (Pre-Delivery Centre), Port Stock, serta VPC (Vehicle Processing Centre).
Sugeng pun menuturkan bahwa perolehan laba yang meningkat salah satu faktornya adalah pertumbuhan beban yang lebih rendah dari kenaikan pendapatan.
“Itu menjadi bukti bahwa pengelolaan Perusahaan yang efisien di segala lini dengan peningkatan digitalisasi serta transformasi yang dilakukan pada akhirnya akan memberikan manfaat yang maksimal,” katanya.
Dirut PT IKT mengungkapkan, dari sisi EPS juga meningkat dari Rp43,40 di semester pertama tahun sebelumnya menjadi Rp44,37 di periode yang sama tahun ini.
Sedangkan dari sisi rasio profitabilitas pun juga menunjukkan kinerja yang baik.
“Seiring dengan kenaikan Laba Tahun Berjalan tersebut, Net Profit Margin IPCC di semester pertama tahun ini melambung menjadi 22,4% serta diikuti oleh EBITDA Margin yang juga menanjak menjadi 44,3%,” ungkapnya.
Menurut Sugeng, puncak peningkatan bisnis otomotif diharapkan dan diperkirakan bakal terjadi di bulan Oktober 2024. “Dalam hal ini IPCC fokus pada pengembangan strategi bisnis yang berkelanjutan serta terus berupaya untuk memperluas pengelolaan terminal kendaraan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang diharapkan tercipta konektivitas antar terminal yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya logistik dengan proses yang efisien dan terintegrasi,” tegasnya.
Sugeng berharap, pada Semester II nanti semua car maker dapat mengirimkan seluruh cargo yang dibuat di dalam negeri untuk diekspor melalui terminal IPCC. “Kami juga berharap mereka dapat meningkatkan volume impor kendaraan sehingga tercipta kinerja yang optimal dan IPCC dapat memberikan added value bagi Pemegang Saham melalui dividen,” ucapnya.
Sebagai informasi hingga akhir tahun 2024 dan rencana kedepannya kendaraan elektrik diestimasikan mampu menyumbangkan sekitar 30.000 unit khususnya mobil dari China.
“Sedangkan car maker lainnya diperkirakan pada Semester II 2024 akan mengalami peningkatan mengejar target ketertinggalan Semester I 2024,” kata Sugeng. (***)