Indonesia National Shipowners Association (INSA) dan para praktisi pelayaran nasional memprediksi kinerja sektor pelayaran pada tahun 2021 masih diselimuti ketidakpastian. Mengingat pandemi covid 19 yang sampai sekarang ada juga belum dapat dipastikan kapan berakhir.
Bahkan perkiraan INSA menyebutkan kinerja pelayaran kontainer bakal cenderung stagnan. Sedangkan, pelayaran penumpang dan kapal roro diperkirakan tetap tertekan.
Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto mengungkapkan, kinerja pelayaran kontainer, baik domestik maupun ocean going atau internasional, akan stagnan pada tahun 2021. Untuk tahun ini, pelayaran kontainer internasional masih cukup baik kinerjanya, sementara pelayaran kontainer domestik relatif tertekan.
“Untuk ocean going sampai sekarang masih bagus, tapi domestik yang suffering. Untuk pelayaran kontainer ini tidak terlalu drop, tapi juga tidak tumbuh pesat karena ada kemungkinan kondisi saat ini masih berlanjut hingga kuartal II tahun depan,” ungkap Carmelita.
Owners PT Gurita Lintas Samudera yang sekaligus penasihat INSA, Sunarto juga sedikit kesulitan memprediksi bagaimana usaha pelayaran di tahun 2021.
“Kita tidak bisa prediksi sudah baik atau belum, karena ekonomi Indonesia bisa bergerak tergantung pergerakan ekonomi di negara tetangga. Contoh sekarang ini kapasitas PLN sudah over produksi tidak bisa diserap oleh industri karena industri lesu sehingga PLTU yang baru sudah jadi dan PLTU yang lama kalau semua jalan, maka over produksi sehingga sudah banyak yang tidak dijalankan dan kebutuhan batu bara berkurang sangat banyak itupun kadang-kadang supplier nakal. Kalau harga diluar negeri NAIK maka yang dalam negeri dikalahkan tidak disupply maka kapal-kapal kita banyak yang nganggur,” katanya panjang lebar.
Menjawab pertanyaan apakah dengan begitu menjadi cara yang sehat, Sunarto menyatakan kalau pertanyaan sehat pasti jawabannya tidak.
Menurut dia para pengusaha pelayaran yang punya uang tidak perlu cari pinjaman di bank, apalagi tanpa punya contrak muatan yang akirnya over space seperti container yang kemudian main banting-bantingan freight. “Karena itu, kepada teman-teman yang selalu minta bunga murah teriak ke pemerintah tetapi tidak mempunyai kontrak muatan akan kehabisan muatan karena teman sebelah sudah stanby kapalnya sudah ada muatan atau tidak. Kita berdoa semoga covid 19 cepat berlalu dan insyaallah ekonomi akan berputar/kecuali keagenan yang tanpa modal bisa cari uang modal hp dan 1 computer,” ungkap Sunarto.
Sedangkan wakil ketua umum DPP INSA Darmansyah Tanamas mengatakan, dengan mempertimbangkan faktor ketidakpastian pandemi covid 19, tidak mudah untuk membaca pertumbuhan pelayaran yang terukur.
Tapi, Darmansyah tetap optimis jika di tahun 2021 trendnya kearah membaik. “Namun kita lihat sampai pertengahan tahun depan. Semoga semua sektor baik itu kontainer, general kargo, Offshore akan bertumbuh,” jelasnya.
Kendati demikian, Carmelita mengharapkan, ada perbaikan kondisi terkait pandemi Covid-19 karena berhasilnya proses vaksinasi sehingga pelayaran kontainer bisa mulai tumbuh. “Tapi ada kemungkinan pelayaran kontainer tumbuh, namun akan sangat bergantung terhadap tren sebaran Covid-19. Apakah bisa turun sehingga permintaan barang kembali pulih,” ujar Meme (panggilan akrabnya).
Penumpang Tertekan
Carmelita juga menekankan, bahwa industri pelayaran pada tahun depan masih diselimuti ketidakpastian. Oleh karena itu, pihaknya hanya mencoba mengukur peluang dan tantangan yang mungkin ada sambil berharap pandemi Covid-19 berakhir dan perekonomian dapat pulih.
Menurut Carmelita, sektor pelayaran penumpang dan kapal roro kemungkinan tetap tertekan apabila situasi pandemi masih seperti sekarang karena masyarakat akan menahan diri untuk melakukan perjalanan.
“Untuk sektor pelayaran penumpang atau roro rasanya cukup berat setelah kemarin dengan PSBB itu pendapatan mereka turun 75 persen hingga 100 persen. Angkutan penumpang tahun depan akan juga tetap tertekan kalau pandemi masih seperti ini karena orang akan menahan diri untuk bepergian,” jelasnya.
Kata owner PT Andhika Line ini, di sektor pelayaran curah, khususnya sektor pelayaran batu bara, mulai pulih sedikit seiring dengan peningkatan permintaan. Anggota INSA di Balikpapan, jelas Carmelita, melaporan bahwa kegiatan pengangkutan baru bara meningkat seiring meningginya permintaan dari Tiongkok.
“Tapi memang di sisi lain pemakaian listrik menurun yang membuat permintaan batu bara jadi berkurang. Kondisi ini membuat PLN merevisi proyeksi kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap untuk 2021 jadi 98 juta ton atau turun dari proyeksi sebelumnya 120 juta ton. Begitu juga tahun-tahun berikutnya,” katanya Carmelita menjelaskan.
Meme juga menuturkan, pelayaran minyak dan gas (migas) juga masih diselimuti ketidakpastian seiring banyaknya faktor penurunan permintaan migas di dunia. Tapi, pihaknya sangat berharap ada peningkatan kembali sehingga terbuka peluang baik bagi pelayaran di sektor migas tahun depan.
“Pelayaran migas ini tidak jauh beda dengan pelayaran off shore. Sektor ini mengalami tekanan karena harga minyak dunia di awal tahun ini. Namun ada peluang yang masih terbuka seiring target SKK Migas 1 juta barel per hari pada 2030. kami sangat apresiasi program SKK Migas dan siap untuk bekerja sama,” tegasnya.
Sedangkan, untuk sektor yang tidak terlalu terpengaruh karena Covid-19 adalah pelayaran kapal khusus, terutama untuk kebutuhan dukungan telekomunikasi yang diproyeksikan akan tetap tumbuh.
“Kapal khusus terutama yang di bidang telekomunikasi diproyeksi akan tetap tumbuh sejalan permintaan pemasangan kabel 3G, 4G, dan 5G. Sedangkan, kapal khusus di bidang konstruksi dan pembangkit listrik akan berkembang lebih bagus sesuai program pemerintah,” ungkap Carmelita. (bs/ow/***)