Penyeberangan Merak-Bakauheni saat ini lengang. Kapal-kapal yang beroperasi pada Rabu siang (16/5) ini terlihat sepi penumpang maupun truk barang.
Situasi inipun tampak pada kapal Kirana 2 yang siang ini brangkat dari Merak menuju Bakauheni. Jumlah penumpang yang terangkut lewat kapal ini tak lebih dari seratus orang. Begitu pula dengan truk barang yang menyeberang, termasuk kendaraan pribadi bisa dihitung dengan jari.
Reporter Ocean Week yang kebetulan siang ini menyeberang dari Merak ke Bakauheni menumpang kapal Kirana 2, dan menyempatkan menanyai sejumlah penumpang, katanya cukup prihatin dengan kondisi yang dialami kapal penyeberangan tersebut.
“Tapi nanti kalau Lebaran sangat ramai,” kata Supardi (50 tahun), warga asal Lampung yang merantau di Jakarta, dan ingin pulang kampung menjelang puasa Ramadhan ini.
Kelesuan angkutan penyeberangan Merak Bakauheni juga sempat diungkapkan Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo kepada Ocean Week, beberapa waktu lalu. “Kondisinya sedang lesu. Sekarang ini antara pendapatan dan biaya operasional tak seimbang. Kalau terus menerus begini, akan banyak yang ambruk,” ujarnya.
Apalagi jika pemerintah tak menghentikan moratorium perijinan untuk rute Merak Bakauheni, dipastikan bakal banyak pengangguran, karena tidak sedikit perusahaan yang tak lagi kuat membayar gaji karyawannya.
Dia berharap, pihak Kemenhub (Menhub) ikut memikirkan kelangsungan hidup usaha angkutan penyeberangan ini. (***)