Pelabuhan Marunda di Jakarta Utara, sangat sibuk dengan berbagai kegiatan bongkar muat barang.
Mulai di dermaga Kaliblencong, KCN, maupun MCT. Antrean puluhan truk dipinggir dermaga menambah sesaknya terminal-terminal yang ada di pelabuhan Marunda itu.
Kapal dan tongkang pun terlihat sedang membongkar muatannya.
Meski terik matahari terasa sangat menyengat di sekujur badan, namun tak dihiraukannya oleh para pekerja kapal serta sopir truk disitu.
Gambaran kesibukan itulah yang berhasil ocean week potret pada hari Selasa (8/12) siang, saat menyambangi ke pelabuhan ini.
Tapi sayang, keramaian dan kesibukan yang ada di pelabuhan ini tak diimbangi dengan berbagai sarana pelabuhan yang memadai. Misalnya, akses jalan di sejumlah area masuk dan keluar, khususnya di dermaga Kaliblencong dan KCN tidaklah layak.
Banyak jalan yang berubah jadi kubangan air. Dan konon, menurut cerita beberapa pengguna jasa di Marunda, pemeliharaan akses jalan tersebut menjadi tanggung jawab PT KBN.
Saat memasuki wilayah KCN, tampak kesibukan bongkar muat barang (kertas, batubara, tiang pancang) di sepanjang dermaga BUP ini, mulai dari Jetti selatan, dermaga 100, 200, 300, sampai dengan dermaga 600.
Hanya sayang, untuk Jetti Utara KCN, tak terlihat ada kapal sandar. Dermaga ini kosong melompong pada Selasa siang saat reporter ocean week diajak salah satu pengguna jasa keliling pelabuhan Marunda.
Apalagi saat-saat sekarang cuaca sangat kurang bersahabat, angin sangat kencang, ombak pun cukup besar, sehingga kapal yang akan berkegiatan di dermaga Utara ini sedikit was-was.
Menurut informasi yang ocean week terima, sebuah tongkang yang sedang sandar di dermaga Utara harus mengalami kerusakan pada Minggu (6/12) akibat menghantam Jetti yang dinilainya kurang layak.
“Jika ombak besar, kapal sewaktu sandar pasti membentur jeti,” ujar Munif, ketua seksi DPC INSA Jaya, dibenarkan Banu Amza yang juga pengurus INSA Jaya, kepada Ocean Week, di Marunda, Selasa siang.
Menurut mereka, mestinya pihak KCN membangun pemecah ombak, sehingga kapal-kapal yang akan berkegiatan di Jetti Utara bisa aman.
INSA Jaya juga minta supaya pihak berwenang, memikirkan bagaimana bagan dan sero-sero di pintu masuk dermaga yang sangat membahayakan bagi keselamatan pelayaran bisa dibongkar dari wilayah tersebut.
Selain itu, INSA Jaya menyatakan supaya rambu-rambu suar di pelabuhan Marunda dilengkapi, termasuk untuk wilayah berlabuhnya kapal. “Supaya dipersiapkan fasilitas yang masih kurang untuk kapal engker,” ungkapnya.
Ocean Week yang mengkonfirmasi ke pihak KCN, sehubungan dengan masalah yang dihadapi pelayaran yang berkegiatan di dermaga Utara, salah satu direktur KCN Amir, belum banyak memberi jawaban.
“Nanti saya koordinasikan dengan Divisi Teknik & Divisi Operasional kami. Mohon maaf karena saya di Divisi Pemasaran tidak begitu memahami masalah teknis, tapi terimakasih banyak atas informasinya,” jawab Amir, melalui WA nya.
Sedangkan Ari Henriyanto, salah satu direktur KBN saat dikonfirmasi mengenai langkah apa yang akan dilakukan perseroan untuk akses jalan dari dan ke pelabuhan Marunda, juga belum bisa memberi jawaban.
Namun begitu, INSA Jaya tetap berharap dan mendorong supaya fasilitas yang masih kurang di pelabuhan Marunda segera dapat diperbaiki, mengingat pelabuhan ini sangat potensial menopang perekonomian nasional. (***)