General manager PT Pelindo II Panjang Drajat Sulistyo menyatakan bahwa pelabuhan panjang mulai bertransformasi ke digital pada tahun 2019 ini.
“Dengan digital port kita bisa memantau perkembangan ekspor di Lampung. Akhir tahun 2019 mudah-mudahan sudah full digital. Kalau sebelumnya, layanan secara manual pengguna jasa harus datang ke kantor Pelindo, tapi nanti bisa secara online, tak perlu bertatap muka dengan petugas,” kata Drajat pada konferensi pers, di Emersia Hotel, Kamis (24/1).
Menurut dia, sekarang penerapan digital port masih pada layanan petikemas, sedangkan untuk layanan di terminal curah cair dan curah kering segera menyusul. “Akhir tahun 2019 sudah full digital,” ujar mantan GM Pelindo Bengkulu ini.
Drajat Sulistyo juga mengungkapkan, bahwa pelabuhan Panjang akan terus dikembangkan sebagaimana Rencana Induk Pelabuhan Panjang yang akan dikembangkan sampai hingga 2020. Apalagi perekonomian di propinsi Lampung terus membaik.
Perlu diketahui, sepanjang tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung berada di atas rata-rata Sumatera dan Nasional. Pada triwulan I-2018 sebesar 5,16%; triwulan II-2018 sebesar 5,35%; dan triwulan III-2018 sebesar 5,19%. Secara kumulatif sampai dengan triwulan III – 2018 perekonomian Provinsi Lampung tumbuh 5,22%, menguat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 5,12%. Adapun PDRB total sebesar Rp254,221 triliun.
Total Ekspor Provinsi Lampung Januari-November 2018 sebesar 3.183,87 Juta US$ sedangkan Impor sebesar 2.680,22 Juta US$ atau SURPLUS 441,98 Juta US$. Komoditas Ekspor terbesar adalah Lemak, dan Minyak Hewan/Nabati sebesar 1.102,70 Juta US$, dengan negara tujuan ekspor terbesar adalah India, Tiongkok, Amerika Serikat dan Korea. Kembang Gula dan Gula masih menjadi Komoditi Impor terbesar senilai 255,84
Juta US$. Asal Impor terbesar dari Amerika Serikat, Australia dan Thailand. (***)