Lima BUMN Industri Strategis dari kluster National Defence & Hightech Industries (NDHI) dan kluster National Shipbuilding & Heavy Industries (NSHI) di bawah Kementerian BUMN RI hadir diajang MAST ASIA 2017. Kelima BUMN tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT DAHANA, PT Len Industri dan PT PAL Indonesia.
PT PAL Indonesia (Persero) memamerkan diantaranya KCR 60 atau yang lebih di kenal Kapal Cepat Rudal 60meter. PKR 105 (Perusak Kawal Rudal 105meter frigate), produk pengembangan dari KCR 60 dan SSV 123 yang merupakan alutsista matra laut perdana yang telah diekspor ke philipina dan merupakan produk innovasi dari kapal yang telah dibangun sebelumnya yaitu KRI Banjarmasin (592) dan KRI Banda Aceh (593).
Pameran yang digelar pada 12 – 14 Juni 2017 di Tokyo ini merupakan pameran pertahanan terbesar di Jepang. MAST ASIA 2017 memiliki format pameran dan konferensi internasional yang membahas pertahanan laut, pertahanan udara, operasi keamanan dan teknologi dari berbagi perspektif.
Kehadiran Industri Strategis Indonesia di Jepang, Kabid Industri Strategis Kementerian BUMN RI Faisal Ahmad mengungkapkan bahwa Industri pertahanan bekerjasama dengan Kedutaan Besar Tokyo Jepang dengan difasilitasi Kementerian BUMN.
“Tujuannya untuk memasarkan produk-produk terkini seperti Strategic Sealift Vessel buatan PT PAL, Bomb P. 100 live buatan Dahana dan lain-lain,” ungkap Faisal Ahmad dalam siaran pers, Selasa (13/6).
Produk-produk unggulan dari industri strategis ditawarkan di sini. Seperti PT Pindad yang menampilkan produk-produk Senjata, Munisi dan Kendaraan tempur, seperti Tank boat, Taktis Sanca, Komodo 4 x 4, Panser Badak, Panser Anoa Amphibi, Senapan SS2 V7, SS2 V4, SM2, Pistol G2 Premium, P3 serta munisi.
Sementara PT Dirgantara Indonesia menampilkan produk andalannya, seperti CN235-220, NC212i, dan juga produk terbaru karya anak bangsa N219 dan N245. Lalu, PT DAHANA (Persero) menampilkan Bomb P 100 Live untuk pesawat Sukhoi serta Roket RHan 122 dan 450 yang merupakan hasil kerja sama dalam konsorsium roket nasional. Selain itu, perusahaan ini juga menghadirkan beragam produk bahan peledak, seperti bahan peledak Dayagel Sivor yang telah diekspor. PT Len Industri (Persero) pun ikut ambil bagian dengan menampilkan Communication System, Command & Control System, Sensor System, Integration System and Learning Management System.
Mamat Ruhimat, Sekretaris Perusahaan PT DAHANA (Persero) menyatakan, kehadiran Indonesia yang diwakili oleh Industri Pertahanan cukup penting. “Di samping harapan perolehan pasar, juga yang terpenting adalah memperlihatkan kepada masyarakat dunia, khususnya dunia pertahanan bahwa Indonesia sudah mampu memproduksi peralatan perang yang cukup canggih,” ujarnya. (ant/**)