Dermaga Multipurpose Pelabuhan Patimban, di Subang Jawa Barat, sekarang menjadi primadona untuk kegiatan kapal-kapal beras impor milik Bulog.
Sebenarnya dermaga Multipurpose tersebut adalah dermaga petikemas yang hingga saat ini belum dapat dipergunakan, sehingga pemerintah (Kemenhub) kemudian untuk sementara memberikan ijin operasi terhadap dermaga yang memiliki panjang 420 meter itu dioperasikan sebagai dermaga Multipurpose.
Begitu memperoleh ijin operasi pada November 2022, tak harus menunggu lama kargo mulai masuk di Januari 2023.
Menurut Mohd. Arief Agustian, S.St., M.M.Tr, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Patimban, bahwa volume barang yang masuk melalui dermaga Multipurpose tersebut selama 2024 telah mencapai 250 ribu ton. “Mayoritas komoditi nya beras impor, tapi ada juga oil & gas, dan barang proyek konstruksi Pertamina,” ujar Arief, dibenarkan Bastian A. Nugroho, General Manager Operation PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) kepada Ocean Week, secara terpisah di kantor nya, di Subang, Jawa Barat, Kamis siang.

Hari Kamis (16/1/2025) ini, ada pula kapal bongkar beras impor milik Bulog sebanyak 23 ribu ton.
Arief mengemukakan, pemerintah sedang fokus untuk melakukan pengembangan areal untuk back up terminal kendaraan. Selain tentunya terminal petikemas.
“Jika melihat kapasitas terminal kendaraan yang 218.000 CBU, memang sudah saatnya dilakukan pengembangan. Mengingat pada tahun 2023, total muatan sudah mencapai 224.935 CBU, dan pada 2024 turun menjadi 200.631 CBU,” ungkap mantan Kasubdit Tol Laut Ditjen Hubla, Kemenhub itu.
Kata Arief, pada tahun 2023, kapal internasional yang masuk ke Patimban tercatat 55 unit, dan 151 unit kapal domestik. Sementara di 2024, untuk kapal internasional ada 53 unit, dan domestik 164 unit.
Sementara itu, Bastian menambahkan bahwa pihaknya akan terus berupaya memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasanya. “Kami terus berupaya memberikan service yang terbaik kepada para pengguna jasa pelabuhan ini,” ucapnya.
Sudah Rp 28 Triliun Lebih
Seperti diketahui bahwa Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) menggenapkan pinjaman pada Proyek Patimban menjadi sekitar 272,5 miliar yen atau setara Rp28,15 triliun (kurs 1 yen Rp103,3).

Dana tersebut dikucurkan JICA dalam tiga tahap sejak tahun 2017, yakni tahap I sebesar 118,9 miliar yen dari seluruh dana investasi yang dibutuhkan yaitu Rp14 triliun.
Lalu sisa dana dibiayai oleh APBN. Pada tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan dapat melayani 3,75 juta TEUS. Pada tahap ini telah dibangun area terminal, pembangunan Breakwater, Seawall, dan Revetment, pembangunan Back Up Area, serta jalan akses.
Kemudian jembatan penghubung dengan Terminal Kendaraan seluas 25 Ha dengan kapasitas sebesar 218.000 CBU, Terminal Peti Kemas seluas 35 Ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 250.000 TEUs untuk tahap I secara keseluruhan.
“Rencana dermaga petikemas sepanjang 420 meter, juga akan diperpanjang 420 meter lagi, sehingga menjadi 840 meter. Selain itu kedalaman alur pun akan diperdalam menjadi 24 meter,” kata Bastian.
Data yang diperoleh Ocean Week dari Kemenhub, menyebutkan pada tahap II, untuk pengembangan pelabuhan Patimban diperlukan dana hingga Rp9,5 triliun.
Dan JICA kembali mengucurkan dana segar sebesar 70,2 miliar yen atau sekitar Rp7 triliun.
Pada tahap ini, peningkatan kapasitas terminal peti kemas meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS.
Perlu diketahui bahwa tahap II meliputi pembangunan terminal petikemas dan terminal kendaraan yang ditargetkan selesai pada November 2025.
Dalam tahap II tersebut akan dibangun terminal kontainer seluas 63,5 hektare dengan kapasitas 3,3 juta TEUS serta car terminal seluas 13,7 hektare dengan kapasitas 600.000 kendaraan.
Belum lama JICA kembali mengucurkan pinjaman untuk Proyek Pengembangan Pelabuhan Patimban Tahap III sebesar 83,408 miliar yen atau sekitar Rp8,57 triliun.
Pemerintah terus mengebut pembangunan proyek Pelabuhan Patimban fase 2 yang ditargetkan selesai pada November 2025.
Kawasan Rebana
Tahun 2024 lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pernah mengatakan bahwa Pelabuhan Patimban dapat memberikan dampak signifikan pada Kawasan Metropolitan Rebana yang meliputi tujuh kabupaten/kota, yaitu Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Kuningan, dan Kota Cirebon.

Kawasan Rebana diestimasikan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian mencapai 7,16%, membuka peluang terciptanya 4,39 juta lapangan pekerjaan, serta peningkatan investasi sebesar 7,77%.
“Jadi harapannya, koridor utara Jawa akan lebih efisien dengan adanya Pelabuhan ini, sekaligus membantu traffic di Jakarta tidak terlalu macet,” kata Airlangga.
Airlangga menjelaskan pembangunan pelabuhan tersebut bertujuan untuk meringankan biaya logistik dengan mendekatkan jarak pelabuhan dari kawasan industri dan meningkatkan konektivitas perdagangan. Pembangunannya pun mengusung konsep berkelanjutan, green, smart dan integrated international port, saat ini memasuki tahap 1-2.
Pembangunan ini akan memberikan tambahan Dermaga Kontainer dengan panjang 419 meter, reklamasi untuk pembangunan terminal kontainer seluas 27 hektar, serta pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan hingga kedalaman -14 meter.
Sehingga setelah Paket 5 ini selesai, total panjang dermaga kontainer akan mencapai 840 meter, dengan luas area container terminal mencapai 40 hektar, dan alur pelayaran mencapai kedalaman -14 meter.
“Nantinya, kapasitas terminal peti kemas juga bertambah menjadi total 2 juta TEUS dan alur pelayaran dapat dilalui kapal-kapal peti kemas raksasa dengan ukuran 61.000 DWT yang dapat mengangkut hingga 4.600 TEUs,” ungkap Bastian menjelaskan. (***)