Mulai jam 17.45 Wib sampai batas waktu yang tidak ditentukan, layanan penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni ditutup sementara karena cuaca ekstrim dan gelombang tinggi.
Akibat penutupan tersebut, terjadi antrean truk dan kendaraan lain yang sudah siap masuk kapal, jadi tidak bisa, karena adanya stop layanan sementara.
Menurut Plt Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Intan Sugiharti, dalam rilisnya, penutupan layanan di kedua pelabuhan itu merupakan hasil rapat koordinasi antara PT ASDP, Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD), dan Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merak.
“Kami mohon pengertian seluruh pengguna jasa penyeberangan Merak-Bakauheni, karena cuaca di Merak sangat extrem dimana tinggi sudah gelombang mencapai 5 meter dan kecepatan angin di atas 45 knot sehingga layanan ditutup sementara,” kata Intan, Kamis (30/11).
Penutupan itu, ujarnya, demi keselamatan dan keamanan para penumpang baik di Merak maupun Bakauheni.
“Cuaca sangat ekstrem, jadi layanan terpaksa kami tutup sementara. Kepada seluruh penumpang yang sudah berada di lingkungan pelabuhan maupun yang masih dalam perjalanan diimbau bersabar. Kami akan menunggu sampai kondisi cuaca benar-benar aman bagi pelayaran,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Fahmi Alweni menambahkan.
Ketapang
Sementara itu, pada Rabu (29/11) lalu, penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Banyuwangi tercatat sebanyak 2.354 orang atau mengalami peningkatan 138 persen dibandingkan periode yang sama pekan lalu. Sedangkan kendaraan roda dua meningkat 160 persen (3.243 unit motor).
Sementara itu kendaraan roda empat dan truk tercatat 5.174 unit atau meningkat 71 persen. Peningkatan itu terjadi karena penutupan bandara Ngurah Rai, akibat meletusnya gunung Agung di Bali.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi memantau jalur penyeberangan di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (29/11), untuk memastikan kesiapan armada kapal dan bus dampak erupsi Gunung Agung, serta buka-tutup Bandara Ngurah Rai.
“Saya ingin melihat kesiapan pihak pelabuhan untuk menyeberangkan penumpang dan kendaraan karena terjadi peningkatan penumpang hingga 200 persen akibat erupsi Gunung Agung,” katanya di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Sementara General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk Elvi Yoza mengatakan pihaknya sudah menyiagakan sebanyak 32 kapal untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kendaraan dari Pulau Bali menuju ke Pulau Jawa.
Tanjung Priok
Dalam rangka libur Natal 2017, dan Tahun Baru 2018, di Kantor OP Tanjung Priok telah dilakukan rapat koordinasi semua institusi terkait, pada Kamis (30/11).
Hal yang dibahas, antara lain bagaimana mengantisipasi lonjakan penumpang pada periode liburan panjang tersebut.
“Ada wacana untuk disiapkan bus yang langsung melayani penumpang dari terminal pelabuhan Tanjung Priok, menuju ke beberapa wilayah seperti Bekasi, Bogor, Tangerang, dan lain-lain yang terintegrasi dengan Bus Way. Itu untuk memudahkan para penumpang yang menggunakan angkutan kapal laut,” kata Sukaca, manager terminal I pelabuhan Tanjung Priok. (ant/ow/**)