Pelabuhan Kalianget Madura, hari Minggu (12/5) kedatangan dua Menteri yakni Menhub Budi Karya Sumadi, Menkes Nila Muluk, didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, Bupati Madura, dirjen Hubla Agus Purnomo, dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, serta para pejabat dilingkungan Kemenhub, dan pejabat Pemprop Jatim.
Kedua Menteri kabinet kerja Presiden Jokowi tersebut berkunjung ke Kalianget, dalam rangka Ramp Check kapal perintis KM Sabuk Nusantara 92 dan penyerahan untuk operasional 2 kapal Rede yakni KM. Gandha Nusantara 2 dan KM. Gandha Nusantara 11 dari Kementerian Perhubungan kepada PT. Pelni.
Penyerahan dua kapal Rede dilakukan Menhub Budi Karya Sumadi kepada Direktur Armada PT Pelni M. Tukul Harsono, bertempat di terminal penumpang Kalianget Madura.
Dalam sambutannya, Menhub Budi Karya menyatakan bahwa penetapan lokasi operasi pelayanan angkutan perairan khususnya kapal rede, disesuaikan dengan kondisi wilayah pelayaran, angkutan barang dan penumpang pada masing-masing wilayah yang pelabuhan singgahnya tidak dapat dimasuki kapal besar dikarenakan kedalaman alur kolam pelabuhan maupun fasilitas pelabuhan yang belum menunjang kegiatan bongkar muat penumpang.
“Untuk itu, pada hari ini (Minggu-red) Kementerian Perhubungan menyerahkan 2 (dua) unit kapal rede yang dibangun oleh PT. Prakitri Hasta Dharma untuk selanjutnya dioperasikan oleh PT. Pelni,” katanya.

Menhub berharap, nantinya kapal rede tersebut dapat dioperasikan secara baik dan optimal, khususnya dalam menjamin keselamatan bagi para penumpang angkutan laut, sehingga konektivitas juga bisa terjalin melalui dermaga ke kapal-kapal besar.
Pada kesempatan tersebut, Menhub juga minta kepada operator PT. Pelni dan masyarakat agar dapat menjaga dan merawat kapal tersebut, agar kondisinya tetap terpelihara dan laik laut, sehingga dapat terus melayani masyarakat di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.
Kapal rede berukuran GT 93 yang dibangun di Galangan Kapal PT. Prakitri Hasta Dharma ini memiliki kecepatan 10 knot dan mampu mengangkut penumpang hingga 58 orang.
Nantinya KM. Gandha Nusantara 2 akan beroperasi dari pelabuhan pangkal Sapeken, sedangkan KM. Gandha Nusantara 11 akan beroperasi dari pangkalan Sapudi.
Dengan demikian kehadiran kedua kapal rede ini dapat memaksimalkan layanan angkutan laut penumpang di Pulau Madura, sebagai penghubung dari kapal utama ke pelabuhan.
Menhub berharap mudah-mudahan kapal rede ini dapat memberikan manfaat besar bagi kelancaran barang maupun penumpang khususnya di wilayah Jawa Timur.
Budi Karya menambahkan, guna meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah membangun ratusan kapal pendukung tol laut yang diopersikan di seluruh wilayah tanah air, termasuk kapal rede.
“Keberadaan kapal rede di Indonesia, berfungsi untuk melayani antar jemput para penumpang, yang berasal dari dan ke kapal-kapal besar yang tidak bisa sandar ke dermaga pelabuhan,” ungkapnya.
Di kesempatan ini pula, Menhub berjanji akan menyerahkan dua kapal Puskesmas keliling untuk kepentingan kesehatan. Janji Budi Karya tersebut, menjawab permintaan Nila Muluk mengenai kapal Puskesmas.
“Jawa Timur itu ada 160 pulau, dan kami bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat, termasuk nelayan juga perlu dijaga kesehatannya. Jadi untuk dapat menjangkau pulau-pulau itu perlu transportasi kapal kesehatan. Karena itu kami minta kepada Menhub agar ada puskesmas air untuk bisa melayani masyarakat di pulau-pulau menggunakan kapal,” kata Menkes Nila Muluk.
Budi Karya mengungkapkan bahwa kapal rumah sakit berjalan dinilainya bagus sekali. “Permintaan Menkes itu ide bagus, nanti sehabis Lebaran, kapal kapasitas 50 orang itu akan kami serahkan,” ucap Menhub.
Konektivitas
Sebelumnya, Dirjen Hubla Agus Purnomo dalam sambutannya mengungkapkan, Pemerintah terus mewujudkan program nawacita dengan membangun seluruh wilayah Indonesia dari pinggiran, pulau-pulau terpencil dan daerah-daerah perbatasan, serta mengembangkan konektivitas melalui angkutan laut.

“Konektivitas menghubungkan daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan 3TP dilakukan dengan program tol laut yang memberikan subsidi pada Tol laut angkutan barang, 18 trayek, Angkutan perintis, 113 trayek, diantaranya 4 kapal dioperasikan untuk mendukung konektivitas di Jawa Timur yaitu pada trayek R16, R17, R18, dan R19,” kata Agus Purnmo.
Selain itu juga Angkutan khusus ternak 6 trayek, Angkutan rede 20 kapal, diantaranya 3 kapal dialokasikan untuk Jawa Timur yang akan dioperasikan di Kepulauan Sapudi, kepulauan Sapeken dan Probolinggo. Kemudian PSO Penumpang kelas ekonomi 26 kapal.
Dirjen mengatakan, pada tahun 2018 pemerintah juga memberikan hibah kapal pelayaran rakyat (94 unit), dimana sebagian besar pembangunanya dilakukan di Jawa Timur, antara lain Lamongan 8 kapal, Pasuruan 8 kapal dan Banyuwangi 8 kapal.
“Diharapkan dengan hibah kapal itu dapat memberikan lapangan pekerjaan khususnya di sektor industri kapal pelayaran rakyat,” ujar Dirjen.
Terkait dengan angkutan Lebaran di Jawa Timur, Agus Purnomo menyatakan, pemerintah pusat memberikan dukungan yang optimal. “Pada tahun 2018 lalu, alhamdulillah dengan sinergi dan kerjasama dirjen perhubungan laut dan dinas perhubungan Jawa Timur kegiatan mudik lebaran berjalan dengan baik dan lancar,” katanya.
Khusus untuk angkutan lebaran 2019, ada 4 kapal perintis yang saat ini beroperasi akan dilakukan penambahan frekuensi menjadi 8 kali, dengan menitik beratkan pada pelabuhan-pelabuhan yang diperidiksi akan mengalami lonjakan penumpang. Misalnya, Tanjung Perak, Masalembo, Gresik, Bawean, Sapekan, Jangkar dan Raás.
Sedangkan untuk daerah yang sering mengalami lonjakan paling tinggi pada saat angkutan lebaran adalah Tanjung Wangi, Kalianget dan Kangean. Untuk menjamin angkutan lebaran berjalan dengan aman, lancar dan nyaman maka ditjen perhubungan laut dan unit pelaksana teknis di daerah akan terus memastikan kondisi kapal-kapal yang digunakan dalam kondisi laik laut dengan melakukan ramp check.
“Pada hari ini kapal Sabuk Nusantara 92 yang melayari R16 kebetulan tengah bersandar di pelabuhan kalianget membawa 200 orang penumpang dari Kangean, akan dilakukan kegiatan Ramp Check guna memastikan kondisi kelaik lautan kapal terutama ketersediaan alat-alat, keselamatan, kenyamanan ruang akomodasi, kondisi alat-alat navigasi, permesinan dan konstruksi kapal,” jelas Agus.
Menhub Budi Karya Sumadi bersama Menkes Nila Muluk beserta rombongan sebelum kembali ke Jakarta, juga menyempatkan diri meninjau ke kapal Sabuk Nusantara 92, sembari melakukan dialog dengan para penumpang. (**)