Penerapan inaportnet sistem di pelabuhan Marunda dan Pulau Seribu direncanakan pada bulan Desember 2020 mendatang.
Sosialisasi sistem elektronik tersebut kepada para pengguna jasa, khususnya pelayaran dilakukan pada hari Kamis (5/11), bertempat di kantor pelabuhan Marunda.
“Rencana inaportnet untuk pelabuhan Marunda dan Pulau seribu diterapkan Desember 2020, hari ini (Kamis, 5/11) baru dilakukan sosialisasi kepada para pengguna jasa pelayaran,” kata Iwan Soemantri, Kepala KSOP Marunda kepada Ocean Week, Kamis sore.
Kepala KSOP Kepulauan Seribu Hanif membenarkan kalau pada hari Kamis (5/11) telah dilakukan kegiatan sosialisasi penerapan Inaportnet yang dilakukan oleh tim TOT Ditlala kepada KSOP Kep.Seribu, KSOP Marunda dan pengguna jasa.
“Pada kesempatan itu juga dilakukan ujicoba satu siklus pelayanan kapal dan barang sampai penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB),” katanya menjawab Ocean Week, Kamis malam.
Seperti diketahui bahwa inaportnet adalah portal elektronis yang terbuka dan netral guna memfasilitasi pertukaran data dan informasi layanan kepelabuhanan secara cepat, aman, netral dan mudah yang terintegrasi dengan instansi pemerintah terkait, badan usaha pelabuhan dan pelaku industri logistik untuk meningkatkan daya saing komunitas logistik Indonesia.
Pengguna Inaportnet yakni instansi pemerintah dan badan usaha pelabuhan serta pelaku industri logistik di Indonesia yang memanfaatkan jasa kepelabuhanan seperti shipping lines / agents, freight forwarder, CFS (Container Freight Station), Custom brokerage/PPJK, importir & exportir, depo container, warehouse, dan inland transportation (truk, kereta api dan tongkang).
Menurut Iwan Soemantri, penerapan inaportnet di Marunda dan Pulau seribu ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar lebih efektif dan efisien.
Banu Amza, owner pelayaran Bukit Mandangin menyambut positif rencana penerapan sistem elektronik inaportnet di pelabuhan Marunda. “Saya apresiasi positif rencana tersebut, sebab dengan inaportnet bisa lebih cepat, transparan, dan efisien,” ujarnya saat dimintai komentarnya.
Banu mengungkapkan, penerapan sistem Inaportnet di Pelabuhan selain untuk meningkatkan pelayanan kapal dan barang, juga mempermudah melakukan pengawasan, pengendalian dan pengaturan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan, serta mempermudah memperoleh data dan yang utama adalah mendukung terciptanya keselamatan berlayar.
“Sistem ini mempermudah, karena mengintegrasikan aplikasi pada bidang kepelabuhanan yang standar dalam melayani kapal dan barang dari seluruh Instansi terkait atau pemangku kepentingan di pelabuhan, termasuk sistem layanan Badan Usaha Pelabuhan (BUP), pergerakan PBM, JPT dan Terminal Operator,” kata Banu Amza.
Sudah ada 33 pelabuhan yang menerapkan inaportnet, misalnya pelabuhan Tanjung Priok, Makassar, Tanjung Perak, Belawan, Tanjung Emas, Banten, dan masih banyak lagi.
Sistem ini juga bertujuan untuk memotong rantai pertemuan pengguna jasa kepelabuhanan dengan petugas.
Banu berharap penerapan inaportnet di pelabuhan Marunda dapat menjadikan layanan di pelabuhan ini semakin baik. (***)