Salah satu rencana ambisius pemerintah Malaysia membangun mega proyek jalur pantai timur Malaysia dengan menggunakan dana pinjaman dari Tiongkok. Proyek ini akan digarap oleh BUMN konstruksi asal Tiongkok, yakni China Communication Construction Company Ltd (CCCC), sedangkan untuk pendanaan akan menggunakan pinjaman dari Export-Import Bank of China (EXIM).
Menurut Ketua Setiausaha Perbendaharaan Malaysia, Tan Sri Dr Mohd Irwan Serigar Abdullah, bunga pinjaman yang diberikan Tiongkok lebih rendah dan kompetitif dibandingkan dengan dari negara lain.
“Proyek ini mempunyai beberapa point positif. Misalnya kota Mentakab, Dungun dan Tumpat di sepanjang jalur ini akan mendapat manfaat dari segi pembanunan,” katanya seperti dilansir media Malaysia. Mohd Irwan juga menyatakan, proyek tersebut akan dimulai pada tahun 2017.
Proyek jalur pantai timur Malaysia tersebut membentang sepanjang 620 km dari Port Klang hingga Tumpat di perbatasan Malaysia dengan Thailand. Dengan adanya jalur ini diharapkan akan memudahkan arus ekspor dari berbagai kawasan industry ke pelabuhan utama Malaysia di selat Malaka, Port Klang.
Jalur ini juga penting untuk kepentingan Tiongkok, mengingat jalur ini akan melalui kawasan industry bersama Malaysia-Tiongkok di Negara bagian Pahang.
China Bantu Bangun
Tiga perusahaan China telah dipilih untuk membantu membangun pelabuhan laut dalam di Selat Malaka di Malaysia. Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif pemerintah China tentang “satu sabuk dan jalan”.
PowerChina Internasional, Shenzhen Yantian Port Group dan Rizhao Port Group telah dipilih untuk membantu perusahaan Malaysia membangun pelabuhan baru senilai 1,9 miliar dolar AS.
Proyek itu sendiri merupakan bagian dari Proyek Melaka Gateway yang pihak China dan Malaysia tandatangani bulan lalu, yang juga termasuk proyek-proyek real estate di Malaysia.
Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan pelabuhan baru sedang dibangun di atas jalur air penting.
“Pada setiap tahunan, lebih dari hampir 100.000 kapal lalu lalang di Selat Malaka sebagai lokasi yang strategis merupakan bagian dari gerbang maritim timur-barat. Jadi jelas, ada peluang yang signifikan dan potensi pertumbuhan.”
Sebagai bagian dari Gateway Proyek Melaka, sejumlah perusahaan Malaysia dan pemerintah Provinsi di Guangdong berencana mengembangkan pulau Pulau di selat Melaka menjadi pusat kegiatan maritim.
Ini akan mencakup sebuah wadah terminal curah, jasa perbaikan kapal dan kawasan industri maritim.
Duta Besar China untuk Malaysia, Huang Huikang, mengatakan proyek bersama akan menjadi hub utama di ‘Belt dan road’. Pengembangan Proyek Melaka Gateway dijadwalkan akan selesai pada tahun 2025. Sedangkan Pelabuhan ini sendiri akan beroperasi pada tahun 2019. (****)