CEO PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero), Ari Askhara, mengatakan, perseroan tengah menjajaki kemungkinan kerja sama baru dengan Dubai Port World (DPW) di bidang pengelolaan pelabuhan, pasca berakhirnya kerjasama dengan DPW pada 1 April lalu.
“Kita tawarkan share swap dan kerja sama operasi di remote area yang di Indonesia Timur. Sampai sekarang mereka tertarik di share swap. Jadi mereka ingin punya saham di sini, kita juga punya saham di tempat mereka. Tahun depan kita bisa operasi di luar negeri. Jadi operasi pertama, operator Indonesia di pelabuhan luar negeri. Bisa di Selat Malaka, di Vietnam, di Thailand, target kita di ASEAN,” katanya kepada pers, di Jakarta.
Melalui kerja sama ini, ungkap Ari, penetrasi perusahaan Indonesia di pasar luar negeri akan jadi lebih besar. “Disini market lebih besar. Indonesia itu kan market terakhir. Kalau Singapura, Thailand, Malaysia, transhipment. Jadi mereka mau punya operasi di sini. Kita mau karena operasi luar negeri pertama lah. Kita tidak akan lebih dari 30 persen,” ujar Ari lagi.
Menurut Ari, DPW sudah melirik Terminal Teluk Lamong sebagai tempat yang ditawarkan untuk dikelola, sementara Pelindo III ditawari di Thailand. “Terserah mau di mana saja asal nilainya sama. Saat ini Teluk Lamong saja. Mereka mau banget, mereka ngebet. Mereka lakinya kita ceweknya,” kelakarnya.
Laba Rp 1,8 T
Ari juga menyatakan, PT Pelindo III (Persero) sepanjang Januari-Juli mencatatkan laba bersih rp 1,8 triliun naik 63,6% dibandingkan periode sama tahun 2017 yang tercatat rp. 1,1 triliun.
Sepanjang 7 bulan ini, perseroan membukukan pendapatan Rp7,4 triliun atau melesat 52% (y-o-y). Pelayanan peti kemas menjadi kontributor tertinggi mencapai 60% dari total pendapatan perseroan, disusul pelayanan kapal (11%) dan barang (8%).
“Bongkar muat meningkat, mulai dari segmen peti kemas, barang nonpeti kemas, dan LNG. Juga karena meningkatnya total jumlah kunjungan kapal pada pelabuhan-pelabuhan yang dioperatori Pelindo III pada tujuh provinsi di Indonesia,” katanya.
Data mencatat, bongkar muat kontainer dari Januari hingga Juli 2018 tumbuh 6% (y-o-y) dari 2,2 juta boks (2,8 juta TEU’s) menjadi 2,4 juta boks (2,9 juta TEU’s). Bongkar muat barang umum, terjadi peningkatan dari 1,3 juta m3 ton menjadi 1,8 juta m3. Pertumbuhan sebesar 32% diperoleh dari barang-barang project cargo, komoditas kayu masak dan kayu lapis, serta alat-alat berat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Emas Semarang.
Peningkatan signifikan tercatat pada bongkar muat komoditas LNG dari 3,9 juta MMBTU menjadi 5,51 juta MMBTU. Lonjakan 42% itu membuat Pelindo III siap berekspansi menggarap pasar layanan bongkar muat energi.
“Pelindo III berekspansi mengoperasikan tank farm di Pelabuhan Benoa Bali, Tanjung Perak Surabaya, dan Tanjung Emas Semarang, melalui lini usaha Pelindo Energi Logistik yang bersinergi dengan PP Energi,” kata Ari.
Sementara itu, Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Mohammad Iqbal menyatakan, meskipun kunjungan kapal hanya tumbuh tipis 1% menjadi 23.307 unit, bobot total kapal yang sandar meningkat hingga 14% menjadi 98,3 juta GT, sejalan dengan tren ukuran kapal yang semakin besar.
Dari sisi biaya, Pelindo III telah melakukan efisiensi hingga Rp1,1 triliun sehingga beban hanya naik 19% menjadi Rp4,8 triliun, jauh di bawah kenaikan pendapatan. (pld3/**)