Jika pelabuhan Kuala Tanjung bisa beroperasi pada 2018 nanti sangatlah bagus, apalagi kalau hinterland industri di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei juga sudah mulai di tahun depan.
“Kami berharap keduanya dapat berjalan beriringan, sehingga dapat saling menopang,” kata Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto kepada Ocean Week, kemarin, di Jakarta.
Sebelumnya, Menko Ekonomi Darmin Nasution yang juga sebagai Dewan Nasional KEK menyatakan, Pemerintah menargetkan lahan seluas 2.000 hektare (ha) di KEK Sei Mangkei Sumatera Utara dapat digunakan investor tahun 2018 mendatang. Salah satunya adalah PT Alternatif Protein Indonesia (API) yang akan berinvestasi senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun. Perusahaan ini akan memproduksi alternatif protein, fats, chitin, lauric acids, serta turunan dari protein, dan bio-fertilizer di lahan seluas 51 hektar.
Penandatanganan Perjanjian Kompensasi Lahan telah dilakukan antara PT API dengan PTPN III di KEK Sei Mangkei sebagai pengelola KEK Sei Mangkei.
Sedangkan PT Industri Nabati Lestari telah merealisasikan pembangunan pabrik dengan nilai investasi Rp 1,1 triliun di atas lahan seluas 7 hektare di KEK Sei Mangkei ini. Pabrik ini akan memproduksi minyak goreng kapasitas 456 ribu ton per tahun, furined fatty acid distillate 27 ribu ton per tahun, dan stearin 114 ribu ton per tahun. Pabrik ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2018.
Sementara itu, PT Unilever Oleochemical Indonesia yang telah berinvestasi Rp 2 triliun di KEK Sei Mangkei, akan memperluas pabriknya, dari semula 18 ha menjadi 27 ha.
Perluasan lahan 9 ha ini diperkirakan memakan investasi Rp 1 triliun. Sehingga total investasi Unilever Oleochemical Indonesia di KEK Sei Mangkei akan mencapai Rp 3 triliun. Rencana perluasan untuk memproduksi fatty acid dan esther.
Sekretaris Dewan Nasional KEK, Enoh Suharto Pranoto menambahkan, infrastruktur konektivitas wilayah, seperti Pelabuhan Kuala Tanjung, jalur kereta api, jalan tol dan Bandara Internasional Kualanamu akan memperkuat akses wilayah dari dan menuju KEK Sei Mangkei.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo menambahkan Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan dapat segera beroperasi pada kuartal I-2018.
Kata Wahyu, Kuala Tanjung dirancang dapat menangani sekitar 20 juta TEUs pada tahun 2025 mendatang. “Dengan peran dan volume sebesar itu, intermoda transportasi kereta api, jalan, pelabuhan dan bandara terintegrasi bagi Pelabuhan Kuala Tanjung adalah mutlak,” ucapnya.
Karena itu, Menko Ekonomi Darmin meminta kepada Direktur Utama PTPN III untuk menempatkan orang-orang yang profesional dalam pemasaran di Badan Usaha dan pengelola KEK Sei Mangkei. (***)