Komisi XI DPR RI mengunjungi Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat. Kunjungan kerja Komisi yang membidangi Keuangan dan Perbankan tersebut dalam rangka melihat pelaksanaan pencapaian tugas-tugas kepabeanan di Padang, lalu menyempatkan ke pelabuhan terbesar di Sumatera Barat itu.
Rombongan yang dipimpin Ir. Achmad Havisz Tohir (F-PAN) itu diterima oleh Armen AMIR, GM PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur dan jajaran di dermaga Terminal Petikemas Teluk Bayur,
Achmad Havisz didampingi anggota komisi XI lainnya seperti Ir. Marwan Cik Asan, MM (F-P.Dmokrat), Marsiaman Saragih (F-PDIP), H. Andi Achmad Dara, SE (F-Golkar), H. Willgo Zainar, SE, MBA (F-P.Gerindra), Ir. H. Harry Poernomo (F-P.Gerindra), Siti Mufattahah, PSI (F-P.Demokrat), H. Jon Erizal, SE, MBA (F-P.PAN), H Refrizal (F-PKS), DRA. Elviana, M.Si (F-PPP), dan Dr. Narulita Muchtar fF-NASDEM),
Dengan bangga Armen Amir bercerita kepada rombongan bahwa Teluk Bayur merupakan Pelabuhan terbesar disisi barat Sumatera, “Pelabuhan ini sudah berusia 200 tahun sejak didirikan dulu pada tahun 1818, Pelabuhan ini sangat dicintai oleh warga sumatera barat dan sudah menjadi kebanggaan warganya,” kata Armen bersemangat,
Armen pun menyatakan jika Pelabuhan BUMN ini dikelola dengan baik melalui prinsip tata kelola perusahaan yang baik. “Kontribusi ke negara dari pengelolaan pelabuhan ini yakni melalui pembayaran pajak kepada negara yang meliputi Pajak Penghasilan, PPN Jasa Kepelabuhanan, PBB, PNBP dan Konsesi selama 5 (lima) tahun terakhir selalu mengalami peningkatan,” ujarnya.
Data mencatat realisasi tahun 2014 sebesar Rp 30,677 miliar, tahun 2015, Rp 33,122 miliar, tahun 2016 Rp 34,650 miliar, lalu tahun 2017 Rp 36,503 miliar dan tahun 2018 sebesar Rp 53,515 miliar,
Kinerja pengelolaan usaha di tahun 2018 juga memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Laporan Pengelolaan Usaha UN-AUDITED untuk pendapatan usaha tercapai sebesar Rp 249,197 miliar dari target sebesar Rp 234,420 miliar, Beban usaha tercapai sebesar Rp 202,121 miliar dari target sebesar Rp 202,623 miliar, Sedangkan laba Usaha tercapai sebesar Rp 47,076 miliar dari target sebesar Rp 31,797 miliar.
“Kami semua sangat bersyukur atas pencapaian ini, karena kerja keras selama tahun 2018 ini mendapatkan hasil yang sangat baik dan ini tentu berkat kemudahan dan kelancaran yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’alla,” kata Armen kepada rombongan Komisi XI tersebut.
Banyak Dibantu
Menurut Armen, dalam layanan kegiatan jasa kepelabuhanan pihaknya banyak dibantu oleh pihak Bea Cukai. “Hilman (Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Teluk Bayur), banyak membantu, segala kemudahan akses dan dukungan kelancaran layanan telah beliau berikan bersama-sama dengan segenap jajarannya di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Teluk Bayur ini,” ungkapnya.
Selain itu, mantan GM Pelindo II Ciwandan Banten ini mengungkapkan, Pelabuhan Teluk Bayur akan ditata, sehingga akan memiliki 5 (lima) Terminal, yakni Terminal petikemas (sudah tersedia), Terminal Curah Cair, Terminal Khusus Semen, Terminal batu Bara dan Terminal multi Purpose,
“Terminal ini disiapkan sejalan dengan semakin berkembangnya hinterland yang menyediakan komoditas untuk didistribusikan keluar dari Sumatera Barat dan daerah sekitarnya (Jambi dan Bengkulu). Sumatera Barat kaya sekali dengan hasil buminya termasuk daerah sekitar Sumatera Barat yakni Jambi dan Bengkulu,” katanya.
Kata Armen, CPO dan Semen sekarang menjadi primadona di Pelabuhan Teluk Bayur disamping karet, cangkang, bungkil dan batu bara serta tumbuhan-tumbuhan penghasil rempah-rempah seperti casiavera (kulit manis), gambir, damar, kopi dan cengkeh.
Pelabuhan ini punya potensi yang besar dan didukung dengan letaknya yang strategis yang langsung menghadap ke samudera india, serta didukung dengan lahan tersedia cukup luas yakni seluas 82,65 HA dan Dermaga sepanjang 1,4 KM dan letak pelabuhan di dalam teluk sehingga memberikan kenyamanan bagi kapal-kapal yang keluar masuk dari dan ke pelabuhan ini,
Armen Amir berharap dan memohon dukungan dari Komisi XI DPR RI terkait dengan peningkatan ekspor CPO dari Sumatera Barat ke India. “India saat ini memberlakukan impor bea masuk yang cukup tinggi terhadap CPO, diharapkan pemerintah dapat membicarakan dengan pemerintah India kiranya impor bea masuk ke India dimaksud dapat diturunkan sehingga volume ekspor CPO dapat meningkat lagi,” ucapnya.
Armen Amir juga menyampaikan bahwa Pelabuhan Teluk Bayur bersama-sama dengan Pangdam I Bukit Barisan, Gubernur Sumbar, Kepala KSOP Teluk Bayur dan para pengusaha CPO, telah menandatangani Komitmen Bersama Sumatera Barat Menuju Ekspor 5 juta ton CPO per tahun ke pasar dunia, dan pasar ekspor CPO yang terbesar itu ke India,
Sementara itu, Refrizal (F-PKS) yang kebetulan berasal dari Sumatera Barat sangat mengapresiasi kinerja PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur ini. “Saya melihat adanya perubahan yang cukup signifikan dari Pelabuhan Teluk Bayur. Pelabuhan ini telah tertata dengan baik dan sangat bersih, pencapaian pengelolaan usahanya meningkat pesat, termasuk kontribusi ke negara melalui pembayaran pajak yang meningkat selama lima tahun terakhir ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi,” tuturnya.
“Armen Amir dengan segala pengalamannya selama ini di Pelindo II telah memperlihatkan hasil yang sangat baik, saya mengenal Armen sudah sejak bliau menjabat Kepala Biro Hukum Pelindo II, dia punya chemistry yang kuat dengan pihak lain dalam bekerja, apalagi saat ini penugasannya ke Teluk Bayur memiliki arti sendiri yakni rasa kecintaan nya untuk membangun kampung halaman nya sendiri,” ungkapnya.
Refrizal menilai, gaya kepemimpinan Armen yang keras dan tegas serta pengetahuannya yang sangat luas dalam berbagai regulasi dibidang kepelabuhanan ditopang dengan ketaatannya kepada hukum yang berlaku, maka gaya kepemimpinan seperti ini seharusnya di pertahankan dan dibutuhkan dalam mengelola industri kepelabuhanan saat ini dan dimasa mendatang. “Pelindo II perlu gaya kepemimpinan yang dijalankan Armen,” katanya. (***)