Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Jawa Timur (Jatim) saat ini masih melakukan pembahasan dengan PT Pelindo Regional 3 Tanjung Perak untuk penentuan besaran kontribusi dari kegiatan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak.
Ketua DPW APBMI Kody Lamahayu membenarkan jika sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai besaran kontribusi kepada Pelindo Tanjung Perak. “Masih dalam pembahasan. Tapi kalau Pelindo minta kontribusi sebesar 35%, kami mau,” ujar Kody kepada Ocean Week di kantornya, jalan Perak Barat, Rabu sore.
Menurut dia, pembahasan belum tuntas karena menunggu GM Pelindo Tanjung Perak yang sedang menunaikan ibadah Umroh ke tanah suci Mekah. “Jadi untuk sementara pembahasan mengenai itu berhenti,” ungkapnya.
Kody juga mengungkapkan bahwa di Tanjung Perak ada sebanyak 110 PBM anggota APBMI, namun yang aktif beroperasi hanya sekitar 65-an perusahaan.
Para PBM itu sendiri saat ini cukup berat, karena ada yang hanya bekerja sebulan sekali, bahkan ada yang tiga bulan sekali.
Makanya tak heran kalau tak sedikit PBM yang melakukan dumping tarif. “Tapi nggak apa-apa saling bersaing diantara mereka, dan dumping tarif itu menurut saya biasa dilakukan oleh pengusaha,” jelasnya.
Sebagai Ketua APBMI, Kody berharap agar antara PBM dan BUP bisa bekerjasama dengan baik, tentunya saling menguntungkan.
“Kami adalah UMKM yang perlu dilindungi keberadaanya, Pelindo harus merangkul kami sebagai UMKM,” katanya.
Kody juga menambahkan, kedepan para PBM di Perak bisa saja melakukan konsorsium, karena dulu pernah dilakukan seperti itu dan jalan. Namun seiring dengan waktu, konsorsium bubar, mengingat ada beberapa hal yang tak cocok antara pihak-pihak yang berkonsorsium. (**)