Chairman FIATA Regional Asia Pacific, Yukki Nugrahawan Hanafi menilai bahwa kinerja logistik nasional (Indonesia) sudah semakin membaik, dan tidak kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan sebagainya.
“Sekarang kinerja logistik nasional sudah membaik. Ini hanya masalah persepsi saja, dan itu sengaja dibuat, agar kinerja logistik Indonesia dan cost logistic terkesan mahal,” ujar Yukki, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Sebagai chairman FIATA regional Asia Pasific, Yukki tau persis bagaimana sebenarnya sistem dan kinerja logistik di Asia. “Yang penting bagaimana semua pihak baik institusi pemerintah maupun pelaku usaha swasta, sama-sama komitmen dan terus menyuarakan jika kinerja logistik nasional sudah membaik,” ungkap Yukki.
Mantan ketua umum Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) itu mencontohkan bahwa negara Jepang, pemerintah nya sangat kompak, jika perdana menteri nya ngomong A, semua institusi dibawahnya juga ngomong A, tidak seperti di negeri ini, antara kementerian saja bisa berbeda kebijakannya,” katanya.
Baru-baru ini Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Seminar Nasional Sehari bertemakan ‘Peningkatan Kinerja Logistik di Indonesia: Refleksi, Tantangan, dan Peluang Sistem Logistik Nasional’, di Bandung.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutan di seminar tersebut menyampaikan bahwa Pemerintah menargetkan menurunkan biaya logistik dari 14,29 persen menjadi 8 persen dari produk domestik bruto (PDB), guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih efisien dan kompetitif.
“Pemerintah menargetkan menurunkan biaya logistik dari 14,29 persen menjadi 8 persen dari PDB,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Menhub menyampaikan bahwa strategi pengembangan logistik di tahun 2024-2045 melibatkan beberapa aspek, yakni transformasi digital layanan logistik, pengurangan biaya transportasi, optimalisasi pemanfaatan tol laut, penguatan konektivitas, serta peningkatan aksesibilitas antarwilayah.
“Upaya ini bertujuan untuk menurunkan biaya logistik dari 14,29 persen menjadi 8 persen dari PDB,” kata Menhub.
Menhub Budi Karya menambahkan pemerintah Indonesia terus berupaya menurunkan biaya logistik nasional melalui pengembangan strategi yang komprehensif. Tren skor Logistic Performance Index (LPI) Indonesia secara umum pun menunjukkan pertumbuhan yang positif, bahkan mulai menyusul peringkat LPI Filipina.
Menurut Budi Karya Sumadi, efisiensi logistik transportasi selalu menjadi perhatian nomor satu bagi para pelaku logistik. Karena itu, butuh penguatan sistem logistik nasional untuk mencapai Indonesia Emas 2045 melalui penurunan biaya logistik serta untuk mengatasi berbagai tantangan yang terjadi.
Menhub menerangkan, semangat efisiensi dan efektivitas logistik ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengatur penguatan dan penataan melalui National Logistic Ecosystem (NLE), sesuai Inpres No. 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.
“NLE yang diimplementasikan di beberapa pelabuhan dan bandara berkontribusi terhadap efisiensi waktu dan biaya layanan,” ungkapnya.
Menhub menyebutkan, saat ini terdapat 264 pelabuhan yang telah mengaplikasikan Inaportnet, di mana 46 pelabuhan telah terintegrasi dengan NLE dan 6 bandara telah menerapkan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT).
“Untuk mendukung penerapan NLE, Kementerian Perhubungan terus mendorong upaya perbaikan layanan melalui digitalisasi, khususnya yang berkaitan dengan layanan kapal, barang dan penumpang,” ungkapnya.
Meski begitu, semua pihak yang berkepentingan tidak boleh lengah dengan keadaan saat ini. Semua pihak harus terus berinovasi, beradaptasi dengan perkembangan global serta tantangan baru, hingga perlunya semangat bekerja sama.
“Perlu komitmen bersama antara penyedia dan pengguna jasa logistik, kolaborasi dan sinergitas antar kementerian dan lembaga, pemerintah pusat dan daerah, serta pihak swasta guna mewujudkan efisiensi sistem logistik nasional,” katanya.
Menhub juga mengajak semua pihak untuk berperan aktif dan memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera melalui peningkatan kinerja logistik nasional.
Menhub mengapresiasi ITB yang telah berinisiatif menyelenggarakan seminar ini. Menurut Budi Karya, seminar yang digelar tak hanya menjadi forum diskusi dan pertukaran ide semata, namun juga menjadi langkah konkret dalam upaya meningkatkan kinerja logistik nasional.
Yukki Nugrahawan Hanafi mengajak supaya semua pihak terus menyuarakan bahwa kinerja logistik nasional sudah bagus. “Coba secara kontinu, tiga bulan lah untuk kompak menyuarakan mengenai sudah membaiknya kinerja logistik nasional, pasti berhasil,” kata Yukki. (***)