Pemerintah (Kemenhub) didesak untuk merealisasikan pengoperasian lima dari 15 kapal yang dijanjikan untuk mendukung pelayaran perintis di daerah Maluku. Apalagi sudah 5 bulan lebih kapal Sabuk Nusantara 48 yang biasanya menyinggahi daerah ini, tak lagi masuk, karena sedang docking.
Akibatnya, masyarakat di Pulau Romang, kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), yang secara geografis berbatasan dengan Timor Leste sudah tidak lagi menikmati kapal yang dikelola PT Pelni tersebut.
“Lima kapal yang dijanjikan itu setelah kami berkoordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas Laut Kemenhub, ternyata baru dua yang siap dioperasikan yakni KM Sabuk Nusantara 71 dan KM Sabuk Nusantara 67,” kata Ketua Komisi C DPRD Maluku Anos Jormias kepada wartawan di Ambon, Kamis (7/2).
Namun, KM Sabuk Nusantara 71 yang konon akan menggantikan kapal Sabuk Nusantara 48 masih berada di Semarang. “Kami mengharapkan Direktorat Lalu Lintas Laut Kemenhub berkoordinasi dengan PT Pelni agar sesegera mungkin mengoperasikan KM Sabuk Nusantara 71 maupun KM Sabuk Nusantara 67 untuk menggantikan KM Sabuk Nusantara 48,” ujngkap Anos berharap.
Menurut Anos, lima kapal yang masing-masing berkapasitas 600 penumpang bisa segera direalisasikan untuk mendukung pelayaran perintis melayani masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya (MBD). (trbn/**)




























