PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) berencana melakukan pengembangan dermaga 7 sepanjang 360 meter, sekaligus menambah 4 unit double level luffing crane (DLLC), pada tahun 2018 ini.
“Saat ini, kamis edang melaksanakan beberapa pengembangan internal, termasuk pengembangan dermaga, dan menambah crane untuk bongkar muat, serta terminal baru,” kata David Rahadian, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT KBS kepada Ocean Week, Selasa (16/1).

Menurut dia, dalam waktu dekat, perseroan akan me-replacement 3 (tiga) unit Ship Unloader Panamax untuk di upgrade menjadi 3 unit ship unloader capesize. “Selain itu juga melakukan pengembangan terminal batubara PLTU KDL (Krakatau Daya Listrik),” ujarnya.
Menjawab mengenai pengembangan sektor pemanduan-penundaan di wilayah Banten, David menyatakan bahwa pada prinsipnya penanganan pemanduan oleh KBS di seluruh terminal di Banten, tergantung pada permintaan pengguna jasa.
Saat ini, selain melakukan pemanduan di pelabuhan Cigading, Cilegon, dan sebagian pelabuhan di Banten, juga di pelabuhan Marunda, maupun di PLTU Tanjung Jati Jepara, Jawa Tengah.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT KBS, Dedi Juwanda dalam keterangan persnya mengatakan, PT KBS berencana menambah dua dermaga pada tahun 2018.
Dua dermaga itu, ujar Dedi, akan mengakomodir pasar bongkar muat dari PT Krakatau Nippon Steel Sumikin dan PT Krakatau Osaka Steel. “Dua dermaga yang akan dibangun itu yakni dermaga 71 dan 72, dan sudah mendapatkan persetujuan Komisaris. Sebelumnya kita juga sudah membangun dermaga 73 untuk melayani Krakatau Semen Indonesia dan Semen Indonesia,” ungkapnya.
Seiring dengan visi tersebut, pihaknya tengah mempersiapkan tambahan SDM untuk ditempatkan di dua dermaga tersebut sebagai operator crane.
Jika semua fasilitas yang direncanakan itu terealisasi, maka KBS optimis dapat menangani sekitar 20 juta ton pada tahun 2020 mendatang. tahun 2017 lalu, perseroan berhasil menangani bongkar muat sebesar 17 juta ton lebih. (***)