Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto meminta kepada Kemenhub cq. Ditjen Perhubungan Laut membantu dan mendukung pengiriman alat pelindung diri (APD) ke berbagai pelosok di Indonesia, khususnya di daerah TP3 (tertinggal, terpencil, terluar, dan Perbatasan) menggunakan kapal tol laut.
Permintaan tersebut langsung direspon oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Hubla, Capt. Wisnu Handoko yang kemudian menerbitkan surat ditujukan kepada Dirut PT Pelni, Dirut PT Djakarta Lloyd, Dirut ASDP Fery, Dirut PT Temas Tbk, Dirut PT Pelangi Tunggal Ika, dan Dirut PT Luas Line, supaya mendukung dan membantu pengiriman APD tersebut melalui tol laut dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Ditjen Hubla, Capt. Budi Mantoro, kepada Ocean Week yang dihubungi Sabtu (28/3) pagi membenarkan akan hal itu.
“Untuk logistik yang ke T3P tetap dilaksanakan dan banyak permintaan untuk muat alat pelindung diri (APD) dalam rangka memerangi wabah Corona. Kemarin Pak Direktur (Capt. Wisnu Handoko, direktur Lala Hubla-red) sudah merespon itu dan menyurati para operator pelayaran tol laut,” katanya.

Seperti diketahui bahwa Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto, telah berkirim surat kepada Kemenhub untuk pengiriman APD bagi tenaga medis untuk menanggulangi penyebaran virus Covid-19 di seluruh Indonesia khususnya di daerah T3P dengan menggunakan mekanisme subsidi Tol Laut dan tetap mengikuti prosedur/ketentuan yang berlaku.
Adapun APD yang dapat diangkut adalah APD yang dibutuhkan dalam menangani Covid-19 yaitu Penutup kepala/nurse cap, Kacamata pelindung/safety goggle, Pelindung wajah dan masker (masker N95 dan masker surgical), Penutup telinga, Jas Lab/Apron/Cover All Suit, Sarung tangan, dan Pelindung kaki/pelindung sepatu (sepatu boots/safety shoes).
“Namun untuk menjadi perhatian pengangkutan APD tersebut di atas agar tetap menyampaikan informasi baik kepada Kementerian Perdagangan maupun Kementerian Perhubungan terkait data pengirim, penerima, dan jumlah APD yang dikirim,” kata Suhanto.
Capt. Budi juga menyatakan bahwa pengiriman barang tol laut ke wilayah Papua tetap dilakukan.
“Kemarin (tanggal 24 Maret 2020) Gubernur Papua Lukas Enembe, memang berkirim surat ke Menhub, meminta penutupan bandara dan pelabuhan di wilayahnya, tapi khusus untuk penumpang. Kalau untuk pelayaran cargo/barang/logistik lainnya tetap dibuka, tetapi mengikuti protokol pencegahan, pengendalian dan penanggulangan Corona,” ungkap Capt. Budi.
Jadi, kapal tol laut dengan rute Papua pun tetap berjalan seperti biasa, termasuk yang lintasan lain di seluruh pelosok tanah air. (***)