Untuk mendukung pemerintah meningkatkan distribusi barang di Lampung, baik ekspor impor, IPC Terminal Petikemas/IPC TPK terus berupaya melakukan terobosan, salah satunya dengan mendatangkan kapal besar untuk sandar di IPC TPK Area Panjang.
Selain itu, pengelola terminal petikemas ini juga berusaha melakukan peremajaan alat bongkar muat yang telah diagendakan Pelindo Terminal Petikemas selaku pemegang saham dari IPC TPK.
“Melihat fungsi pelabuhan sebagai pintu gerbang perekonomian, IPC TPK akan terus mengoptimalkan kontribusi pada peningkatan perekonomian nasional melalui nilai ekspor-impor khususnya di wilayah Lampung yang komoditas terbesarnya berasal dari hasil bumi,” ujar Direktur Utama IPC TPK, Guna Mulyana dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Seperti diketahui bahwa kapal MV MSC Bremerhaven V sandar pada (2/9) dengan LOA 294 meter merupakan kapal terpanjang dalam sejarah pelayanan peti kemas di IPC TPK Area Panjang.
Sandarnya kapal besar dengan jumlah muatan yang semakin banyak membuka potensi tumbuhnya ekspor impor dengan biaya bongkar muat yang lebih efisien.
Kapal berjenis New Panamax tersebut berkapasitas 14.500 TEUs. Sebelumnya kapal tersebut berangkat dari Tanjung Pelepas Malaysia dan akan dilanjutkan dengan tujuan Jakarta.
Tidak berhenti disitu, Pelindo Terminal Petikemas mendukung upaya ini melalui peremajaan alat bongkar muat untuk memastikan kesiapan dari sisi operasional dan menyesuaikan kebutuhan pelayanan terhadap pelanggan.
“Agar lebih optimal dalam melayani kapal besar rencananya IPC TPK Area Panjang akan dilengkapi dengan tambahan 1 unit Quay Container Crane di terminal petikemas,” ungkap Guna.
Melansir laman Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, ekspor-impor Lampung meningkat sangat signifikan di bulan Juli 2023.
Nilai Ekspor Provinsi Lampung pada Juli 2023 mencapai US$428,91 juta, mengalami peningkatan sebesar US$36,79 juta atau naik 9,38 persen dibandingkan Juni 2023 yang mencapai US$392,13 juta.
Nilai impor Provinsi Lampung pada Juli 2023 mencapai US$321,95 juta, mengalami peningkatan sebesar US$147,99 juta atau naik 85,07 persen dibanding Juni 2023 yang tercatat US$173,97 juta.
“Kami berharap dilayaninya kapal besar dapat menumbuhkan industri baru karena kemudahan distribusi barang serta mengundang lebih banyak kapal besar untuk sandar di Pelabuhan Panjang,” kata Guna. (**)