Sejumlah Negara seperti Amerika, Inggris, Australia, dan Dubai tertarik berinvestasi di pelabuhan Tanjung Api-Api dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Semua Negara sewaktu berkunjung ke wilayah itu dan bertemu dengan Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin menyatakan ketertarikannya menanam modal di pelabuhan tersebut.
Misalnya Direktur Tacitus Consultan Dubai Simon B. Schmidt berminat inves disitu karena di daerah tersebut terdapat kawasan ekonomi khusus yang juga akan dibangun pelabuhan Samudera.
Begitu pula dengan Senior Property Officer Trade and Invesment dari Kedutaan Inggris Lena Herliana, menyatakan niatnya untuk bekerjasama dengan pemerintah provinsi seperti di bidang infrastruktur. “Selain sangat potensial juga menjadi salah satu titik temu pihaknya sebagai tim kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional Kedutaan Inggris,” ungkapnya saat berkunjung ke Palembang.
Oleh karena itu diharapkan ke depan ada kerja sama yang bisa dilakukan sehingga perlu pendalaman seperti pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus pelabuhan laut Tanjung Api-Api dan pelabuhan laut dalam Tanjung Carat.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin juga mengakui bahwa beberapa waktu lalu perusahaan dari Amerika Serikat cukup tertarik berinvestasi di bidang energi di Sumatera Selatan sewaktu berkunjung kesini. “Memang beberapa waktu lalu pemimpin perusahaan Amerika Serikat (AS) bersama Dubes negara Adidaya itu berkunjung ke Sumsel untuk menjajaki peluang berinvestasi,” kata Alex Noerdin.
Gubernur Sumsel mengatakan kedatangan pihak Dubai merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Tujuan akhir dari segala pembangunan yang gencar dilakukan di Sumsel adalah terwujudnya kawasan ekonomi khusus Tanjung Api Api yang akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Sumsel. “Bila proyek tersebut selesai, daerah ini akan semakin maju dan terdepan di Indonesia,” ucapnya.
Seperti diketahui, salah satu pengembangan prioritas di Sumatera yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api yang terletak di Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan.
Area seluas 2.300 hektare ini rencananya akan dikelola oleh perusahaan joint venture antara Pemprov Sumsel melalui BUMD dan PT Hutama Karya (HK).
Pemerintah sudah menetapkan Kawasan Industri (KI) maupun KEK baru di Sumatera, yakni KEK Sei Mangke dan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, serta KEK Tanjung Api-Api.
Direktur Pengembangan HK Putut Ariwibowo menyampaikan, ke depan pihaknya bersama BUMD yang ditunjuk Pemprov Sumsel akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) sebagai pengelola KEK Tanjung Api-api. Adapun groundbreaking akan dilakukan pada akhir 2017.
Menurutnya, biaya investasi KEK tersebut memerlukan dana sekitar Rp15-Rp20 triliun. Sejumlah industri yang sudah menawarkan diri untuk masuk di antaranya ialah batubara, powerplant, petrokimia, kimia dasar, dan tekstil.
Untuk mempermudah aksesibilitas, dari Tanjung Api-api ke Palembang akan dibangun tol sepanjang 70 km. Jalan bebas hambatan ini akan terintergasi dengan rencana Tol Trans Sumatera sepanjang 2.770 km.
Saat ini, HK bertugas membangun delapan ruas jalan bebas hambatan prioritas dengan panjang 650 km. Delapan ruas tersebut ialah Medan—Binjai (17 km), Palembang—Indralaya (22 km), Pekanbaru—Dumai (130 km), Bakauheuni—Terbanggi Besar (140 km), Terbanggi Besar—Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang—Kayu Agung (80 km), Palembang—Tanjung Api Api (70 km), dan Kisaran—Tebingtinggi.
Menurut Putut, delapan ruas prioritas membutuhkan dana Rp83 triliun. Sekitar Rp52 triliun berasal dari ekuitas perusahaan, sedangkan sisanya berasal dari pinjaman.
“Sumber dana bisa dari pinjaman Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dana repatriasi tax amnesty, perbankan, dan sisa blue book Kementerian PUPR sebesar Rp16 trilun,” ujarnya. Direktur Keuangan HK Realtindo Taufik Hendra Kusuma menambahkan, sudah ada dua perusahaan besar yang berminat masuk ke Tanjung Api-Api, yakni China Fortune Land Development dan Boustead Projects asal Singapura. (***)
Semua Negara sewaktu berkunjung ke wilayah itu dan bertemu dengan Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin menyatakan ketertarikannya menanam modal di pelabuhan tersebut.
baru berapa persen jadi pelabuhan itu?