PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) terus melakukan perbaikan kualitas layanan, termasuk fasilitasnya.
Paling tidak ada empat strategi pengembangan di tahun 2020 ini yang akan dilaksanakannya.
Menurut Direktur Utama PT IKT Ari Henryanto, perseroan akan fokus pada, operation exellence yang didukung oleh model operasi dan kemitraan yang clean dan clear, sistem ICT yang prima dan organisasi berbasiskan planning and control.
“Lalu diversifikasi bisnis, terminal to door dan sebaliknya serta Taylor Made layanan terminal. Kemudian strategic partnership (beraliansi) di dalam pengembangan bisnis terminal kendaraan dimasa mendatang, baik dengan terminal operator kelas dunia maupun car maker. Kami juga fokus pada organisasi yang agile, efektif, dan efisien yang didukung oleh kompetensi dan keahlian yang memadai,” kata Ari kepada Ocean Week, di Jakarta, Rabu (26/8).
Kata mantan Direktur IPC TPK ini, saat ini (masa pandemi covid-19) menjadi kesempatan bagi manajemen IKT untuk menata kembali sekaligus mengembangkan layanan, supaya pada waktu kembali normal, perseroan sudah sangat siap.
Untuk operation exellence berbasis planning dan control tahun ini harus sudah rampung, apalagi ini disupport penuh oleh kantor pusat Pelindo II.
Penting pula perkuatan fundamental layanan terminal dan pengelolaan perusahaan yang efektif dan efisien supaya pengguna jasa nyaman serta aman.
Memang, selama ini terminal IKT menjadi pilihan utama bagi industri otomotif melakukan kegiatannya seperti ekspor CBU, impor maupun pengiriman mobil untuk domestik.
Pada tahun 2019, kata Ari, produksi mobil Indonesia telah mencapai 1,05 juta, turun tipis 0,95% dari tahun sebelumnya. “Mobil yang berhasil ditangani IKT sebanyak 578 ribu (untuk ekspor dan domestik). Angka tersebut memiliki porsi 55,28% dari total produksi mobil,” katanya.
Sedangkan ekspor yang ditangani melonjak 26,73% dibandingkan tahun 2018.
Ari Henryanto yang didampingi Arif Isnawan (direktur komersial IKT) dan Sofyan Gumelar (Humas) juga menceritakan bagaimana kinerja perseroan selama ada wabah korona ini.
“Selama semester II tahun 2020 dimana wabah covid-19 ini belum berakhir, kinerja IKT menurun. Bahkan semester II volume turun 25%,” ujar Arif Isnawan menambahkan.

Catatan yang diperoleh Ocean Week dari IKT menyebutkan bahwa kegiatan di terminal internasional, aktivitas bongkar muat kendaraan CBU yang ditangani IKT (IPCC) mengalami kenaikan 62,15% (mom) menjadi 16.246 unit pada Juli 2020 dibanding bulan Juni.
Kenaikan tersebut disumbang oleh layanan bongkar muat CBU impor yang mencapai 1.508 unit CBU atau naik 6,35% mom. Pada aktivitas ekspor juga naik 71,35% mom dengan jumlah 14.738 unit CBU.
Pada segmen alat berat turut mengalami pertumbuhan layanan bongkar muat menjadi 726 unit atau naik 116,72% mom dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan layanan bongkar muat alat berat tersebut berasal dari kegiatan impor yang naik 38,76% mom menjadi 247 unit dan kegiatan ekspor sebanyak 479 unit atau naik 205,10% mom.
Peningkatan layanan ekspor tersebut banyak berasal dari alat berat jenis truk dan bus. Jumlah tersebut juga berhasil melewati perkiraan sebelumnya dimana kegiatan ekspor diperkirakan sebanyak 162 unit dan impor sebanyak 187 unit.
Di sisi lain, pada segmen general cargo atau spareparts juga melesat 90,70% (mom) dengan jumlah 2.862 meter kubik. Dari jumlah itu, sebanyak 1.352 meter kubik ditangangi kegiatan impor dengan kenaikan 130,89% mom dan sebanyak 1.509 M3 ditangani kegiatan ekspor dengan peningkatan 64,96% mom.
Untuk terminal domestik, layanan bongkar muat kendaraan pada bulan Juli 2020 juga kembali naik setelah di bulan Juni 2020 tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Pada segmen kendaraan CBU mengalami kenaikan 33,77% mom dengan jumlah 6.996 unit CBU.
Pada segmen alat berat, tercatat sebanyak 1.327 unit atau mengalami kenaikan 63,83% mom.
“Pada segmen general cargo/spareparts ditangani sebanyak 624 meter kubik atau meningkat 307,97% mom dimana sebelumnya diperkirakan hanya sebesar 168 meter kubik. Untuk segmen kendaraan roda dua (motor), IPCC melayani 1.226 unit atau naik 6,25% mom,” ungkap Sofyan.
Patimban Beroperasi
Berkaitan dengan rencana beroperasinya pelabuhan Patimban pada akhir tahun ini, Ari Henryanto menyatakan tidak ada masalah.
Justru adanya Patimban menjadi solusi bagi industri otomotif yang setelah wabah korona selesai di indonesia, bisa sebagai alternatif. Bisa jadi adanya pelabuhan Patimban memang sebagai kebutuhan karena kapasitas di Tanjung Priok yang over capacity.
“Kapasitas IKT sendiri hanya 700 ribu, terdiri atas 200 ribu untuk domestik dan 500 ribu internasional. Jadi kalau Gaikindo mentargetkan ekspor 1 juta mobil, maka hadirnya Patimban itu memang jadi kebutuhan, karena IKT mampu menampung itu semua,” kata Ari.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menargetkan pelabuhan Patimban yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, mulai beroperasi tahun ini.
Pelabuhan tersebut disebut akan lebih besar dibandingkan pelabuhan Tanjung Priok.
“Kita bangun Patimban yang lebih besar dari Priok dan diharapkan bisa launching tahun ini,” katanya, dalam diskusi virtual Senin (24/8).
Budi Karya mengatakan, pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu upaya Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan konektivitas antar pulau melalui sarana transportasi laut.
Pelabuhan Patimban diproyeksi dapat diselesaikan untuk tahap I pada bulan Oktober 2020, sehingga bisa dilakukan soft launching pada November mendatang.
Saat ini proyek pembangunan Patimban sudah memasuki proses finalisasi, seperti pemasangan ramp on/ramp off dari jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, pemilihan operator, dan sejumlah hal lainnya. (***)