PT Humpuss Intermoda Tranportasi Tbk memastikan akan menambah 3 (tiga) kapal pada tahun 2017 ini dengan total investasi US$ 50 juta. “Ketiga kapal itu ada yang berkapasitas 20 ribu metric ton, dan 17 ribu DWT. Ketiganya untuk mendukung sector LPG, LNG dan Oil Tanker,” kata Theo Lekatompesy, Direktur Utama Humpuss Intermoda Transportasi kepada Ocean Week, di Makassar, Rabu (15/2).
Kapal-kapal itu rencananya akan dioperasikan di dalam negeri antara lain untuk mensupport project PLN. “Kami memang focus di pelayaran sector LNG, karena relative lebih stabil dibandingkan dengan sector pelayaran container, break bulk, dan batubara. Dari tahun 1990-an sampai sekarang sector LNG, tanker relative stabil,,” ujarnya.
Pada akhir Desember tahun 2016, Theo kepada wartawan termasuk Ocean Week pernah menyatakan bahwa di sektor gas alam cair atau Liquefied natural gas (LNG), Humpuss Intermoda berencana menambah dua kapal yakni untuk angkutan di proyek FSRU Java I dan FSU Benoa dengan nilai investasi masing-masing diperkirakan US$ 18 juta dan US$ 30 juta.
Dua unit kapal rencananya akan ditambah di sektor angkutan Petrochemical dengan invetasi sekitar US$ 22 juta. Lalu satu unit akan ditambah angkutan offshore Support dengan anggaran US$ 13 juta, satu unit Kapal pengerukan US$ 17 juta dan satu kapal Marine Support senilai US$ 5 juta.
Theo menjelaskan, peta proyek angkutan LNG sudah mengalami pergeseran tren. Dulu masuk diekspor dari Bontang ke Thailand, Jepang dan Cina, sekarang kemungkinan akan impor. Lalu, angkutan LNG saat ini tidak hanya melewati satu pelabuhan saja tetapi sudah multi hub.
Padahal dulu angkutan dilakukan dengan point to point. “Kemudian kapal yang sekarang tidak lagi sebesar dulu agar fleksibel karena multi hub tadi,” katanya.
Humpuss melihat prospek angkutan impor LNG ke depan akan cerah. Sama seperti kondisi antara permintaan dan pasokan migas dalam negeri, maka kebutuhan akan gas juga diperkirakan akan mengarah ke sana. (***)