Industri pelayaran sudah menyaksikan spekulasi negatif atas penjualan HMM karena tiga pihak yang dipilih untuk akuisisi yakni LX International, Harim Group, dan Dongwon Industries menjalani proses uji tuntas selama dua bulan.
Ketidakpastian seputar manajemen HMM bermula dari krisis yang dihadapi industri pelayaran.
Menurut penyedia informasi keuangan FnGuide, laba operasional HMM untuk kuartal ketiga dan keempat tahun ini diperkirakan turun 80 hingga 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dikutip dari laporan BusinessKorea, pada paruh pertama tahun ini, laba operasional HMM mencapai KWR160,2 miliar (US$120,45 juta), yang berarti penurunan sebesar 94,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Analisis menunjukkan bahwa arah perlombaan akuisisi di masa depan diperkirakan akan bergantung pada kekuatan finansial yang dimiliki oleh masing-masing calon perusahaan.
Saat ini, ada minat yang besar terhadap strategi apa yang akan dipilih oleh ketiga kandidat, yang dinilai masih kurang kuat secara finansial.
HMM mengandalkan pengiriman peti kemas untuk lebih dari 80 persen pendapatannya, dengan rute ke Amerika dan Eropa mencakup lebih dari dua pertiga operasinya.
Dari sisi industri, tren penurunan tarif angkutan laut ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga kuartal berikutnya bahkan sepanjang tahun depan.
Bagi HMM, ekspektasi peningkatan pendapatan dalam waktu dekat menjadi semakin menantang.
Dengan mempertimbangkan tantangan industri jangka panjang dan stagnasi laba, terdapat analisis yang menunjukkan bahwa calon pengakuisisi HMM harus memiliki kapasitas keuangan yang memadai.
Akibatnya, kekhawatiran dan kekhawatiran seputar ketiga kandidat akuisisi semakin meningkat. Oleh karena itu, muncul spekulasi potensi kegagalan penjualan HMM. (**/scn)