Evaluasi terhadap pelaksanaan DO Online dan Operasional di pelabuhan Tanjung Priok telah dilakukan oleh Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) setempat bersama stakeholder terkait di pelabuhan internasional tersebut, Jumat (19/10), bertempat di Tanjung Priok.
Mayoritas peserta memberi apresiasi positif pada apa yang telah dilakukan pihak OP, takni antara lain komitmen untuk menjalankan Online sistem ini dengan baik.
Pada kesempatan itu, hadir dari Bea cukai, INSA, Shipping Line Asing, APJP, dan Terminal Petikemas, total sekitar 50 peserta.
Menurut Kepala OP Tanjung Priok Capt. Hermanta, bagi yang belum bisa hadir pada kesempatan evaluasi saat ini karena berhalangan, akan diundang lagi, dan jika masih kembali berhalangan, maka Team OP akan menjemput bola untuk meminta rapat di kantor Stakeholder yang bersangkutan.
Sekretaris DPC INSA Jaya Capt. Supriyanto menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dievaluasi, misalnya pelaksanaan pola kerja 24/7 yang dinilainya belum semua berjalan dan belum optimal. Selain itu juga masalah Dwelling time yang juga masih tinggi.
“Dasar PM 120 thn 2017 dan Surat Ka.OP No.UM.008/8/12/OP.Tpk.18,” kata Priyanto kepada Ocean Week, Sabtu (20/10) pagi.
Kata Capt. Supriyanto, pada kesempatan itu INSA menyampaikan tentang hak dan kewajibannya sebagai carrier dasarnya adalah Bill of loading (BL). “Sebagai contracting party adalah Shipper, Consignee dan Notify party, sebagai satu kesatuan,” ujarnya.
Supriyanto juga menyatakan, bahwa untuk DO Online, data yang dipunyai kantor OP yang sudah online baru 8 Shipping Line MLO yakni Ever Green, Hapag Lloyd, OOCL, COSCO, KMTC, CMA CGM, dan ML.
“Tapi, ternyata ada juga MSC, SINOKOR, CKLine, Wanhai, HeungA, Larsen. Mereka sudah terkoneksi dengan terminalnya, sementara Shipping Line MLO yang belum hadir akan diundang tahap kedua,” katanya.
Manajer Pelayaran Samudera Indonesia ini juga mengungkapkan, untuk DO Online terhadap Consignee sebagian dari MLO sudah terkoneksi, karena hal ini menjadi ranah B to B dan terkait dengan penyerahan barang maka shipping line mensyaratkan setiap consignee untuk membuat surat yang menyatakan PIC yang ditunjuk yang akan diberikan UserID dan Pwd utk aksesnya.
“Terkait dengan DO Online Shiping Line diatas sudah terkoneksi online dengan terminalnya dimana kapalnya sandar sehingga release cargo/DO dapat langsung terupdate di terminal,” ungkapnya.
Supriyanto menyatakan juga jika sebagian Consignee sudah terkoneksi dengan MLO. “Untuk Shipping line MLO, system ini adalah bagian dari Global system masing-masing sehingga dalam menyambungkan dengan system yang ada baik di Terminal dan maupun lainnya perlu untuk disampaikan ke IT Team di ksntor pusat MLO masing-masing, sehingga masih ada satu MLO yang masih uji coba, disamping masih ada Terminal yang mensyaratkan DO asli (hard copy) utk setiap release container dari terminalnya,” tutur Supriyanto panjang lebar.
Priyanto menambahkan, sistem yang diterapkan di pelabuhan Priok ini juga dinilai pihak APJP (asosiasi jalur prioritas) yang pangsanya 20-30% sangat terbantu dengan online ini. Sehingga mereka mengusulkan ke OP untuk dapat dijembatani agar penggunaan yang lebih luas dan terintregasi dengan stakeholder yang lain, sehingga rapat lanjutan untuk merealisasi Bridging system antar stakeholder dapat terealisasi,” ujarnya.
Supriyanto mengatakan, perihal systemnya boleh menggunakan Inhouse system masing-masing MLO, atau menggandeng provider yang ada, OP tidak mengatur ini, namun OP menekankan bahwa on line harus terkoneksi untuk tujuan Efektivitas dan diharapkan menjadi efisien dan tujuan biaya logistik menjadi turun.
“Saat ini yang mnggunakan seawaybill atau telex release berkisar 40-50%, untuk itu peran besar Consignee sangat diharapkan untuk merubah dari system OBL ke seawaybill, walaupun ini tantangan berat karena terkait dengan Sales contract Term of Shipment, apalagi kalau antara shipper dan Consignee masih baru kenal,” kata Priyanto.
Shipment dengan Original BL ini porsinya masih besar 50-60%, sehingga masih terus untuk diupayakan oleh stakeholder terkait, termasuk perbankan.
Seperti diketahui, tujuan dari DO online ini adalah menjadikan pelabuhan dengan layanan cepat, mudah, nyaman, aman, murah dan transparan. (***)