Npct1 telah mencatatkan produksi bongkar muat 1 juta TEUs. Capaian itu memperoleh apresiasi positif dari pemerintah maupun mitra kerjanya.
Bukan hanya itu, terminal ini juga telah mengukir zero accident selama 2 juta jam operasionalnya.
Penekanan tombol yang dilakukan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Hubla Junaidi, bersama Komisaris Npct1 Saptono RI, anggota komisi V DPR-RI Anton Sihombing, KaOP Priok Arif Toha, Ketua umum INSA Carmelita Hartoto, dan Dirut npct1 Makoto Saito, menandai dikapalkannya kontainer satu juta TEUs melalui kapal NYK Fushimi ke Jepang.
Junaidi berharap supaya pencapaian 1 juta tersebut tidak mengendorkan service yang diberikan oleh NPCT1. “Kecepatan layanan serta fasilitas seperti dermaga dan peralatan bongkar muat yang mendukung akan dapat menjadikan produktivitasnya terus membaik. Ini harus dipertahankan,” katanya kepada Ocean Week usai penekanan tombol 1 juta TEUs NPCT1, di Pelabuhan Priok, Senin (12/3).
Junaidi didampingi Kepala OP Tanjung Priok Arif Toha juga menyatakan bahwa di pelabuhan ini sekarang terus mengembangkan pola layanan menggunakan sistem inaportnet, ditambah lagi dengan DO Online. “Dengan sistem online ini, penguna jasa akan diberikan kemudahan, kecepatan, dan aman,” ujarnya.
Arif Toha juga memberi apresiasi atas prestasi yang diraih terminal yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, tiga tahun lalu itu. “Prstasi layanan yang sudah baik ini agar dipertahankan, jika perlu service dipercepat, lebih efisien lagi, sehingga cost bisa lebih murah,” katanya.
Sementara itu, Saptono Rahayu Irianto, mengungkapkan bahwa NPCT1 dibangun karena pada tahun 2010, Tanjung Priok sudah mengalami titik jenuh. Volume meningkat, namun fasilitas pelabuhan belum ada tambahan. Dikhawatirkan, jia tidak segera dibangun pelabuhan baru akan terjadi kongesti.
“Maka pada tahun 2015 memutuskan untuk membangun terminal Kalibaru, dengan mengembangkan NPCT1, NPCT2, dan NPCT3 yang masing-masing terminal berkapasitas 1,5 juta TEUs,” kata Saptono.

Menurut direktur komersial PT Pelindo II ini, pencapaian 1 juta TEUs tersebut tidak terlepas dari dukungan para stakeholders kepelabuhanan. “Saya berpesan supaya level of service mesti dipertahankan,” ujarnya.
Saptono juga menyadari bahwa kapasitas terpasang NPCT1 adalah 1,5 juta TEUs, dan saat ini sudah tercapai 1 juta TEUs. “Namun dari satu juta ke satu setengah juta tidak gampang, level of servicenya harus dipertahankan agar bisa tetap menjaga layanan dan kepercayaan para pelanggan. Cost bisa efektif dan lebih murah,” ungkapnya.
Dua atau tiga tahun kedepan, jelas Saptono, untuk satu setengah juta itu diharapkan bisa tercapai. “Disini bisa melayani kapal 10 ribu TEUs. Untuk memberi kelancaran keluar masuk truk kontainer kesini, rencana kedepan akan dibangun konekting akses jalan dengan tol,” ungkap Saptono.
Menurut Saptono, tercapainya throughput 1 juta TEUs, karena dukungan kesiapan operasional terminal petikemas, baik dari sisi infrastruktur, suprastruktur, maupun sistem informasi disisi dermaga, lapangan dan gate, serta sinkronisasi proses pelayanan antara terminal dengan instansi-instansi pemerintah lain seperti Bea Cukai, Imigrasi dan karantina maupun pelaku logistik dan pemilik barang.
Sebagai bagian dari pembangunan New priok, NPCT1 merupakan terminal petikemas pertama dalam pembangunan fase 1 terminal new priok yang terdiri atas tiga terminal petikems dan dua terminal produk.
“Ketika proyek new Priok telah selesai akan ada total tujuh terminal petikemas dan dua terminal produk dengan area pendukung seluas 411 hektar,” kata Saptono.
Saptono menegaskan bahwa Pelindo II bersama NPCT1 akan terus berupaya meningkatkan jumlah throughput dan secara berkesinambungan memperbaiki kualitas pelayanan penanganan petikemas. “Uapaya ini gua mendukung peran pelabuhan Priok sebagai pintu gerbang terminal petikemas serta memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan perdagangan internasional demi memberikan keuntungan yang berkelanjutan bagi negara Indonesia,” pungkas Saptono.
Seremoni 1 juta TEUs NPCT1 ini dihadiri oleh sejumlah pemerintah terkait di pelabuhan, serta mitra kerja pelayaran dan lainnya. (***)