Pengamat ekonomi Rhenald Kasali menyatakan pentingnya semua institusi di sektor kepelabuhanan memanfaatkan digitalisasi. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan sistem satu atap dalam national single window (NSW) yang diharapkan nantinya bisa menekan dwelling time, serta terjadi banyak efisiensi.
“Mau nggak mau semua institusi mesti menyesuaikan dengan era digital. Dan Pelindo II sudah memulai, perhubungan (Kemenhub) juga sudah lewat inaportnet, DO Online, begitu pula dengan Bea Cukai, Karantina, terminal kontainer, pelayaran, dan sebagainya. Jadi sekarang bagaimana tinggal mengintegrasikan saja,” katanya saat ditanya Ocean Week mengenai era digitalisasi di kepelabuhanan, di Kantor Pusat Pelindo II, Rabu (6/2) siang.
Rhenald Kasali juga mengungkapkan, jika penggunaan digital sistem sudah tak bisa dihindari lagi. “Presiden Jokowi juga sudah mencanangkan untuk bagaimana merealisasikan NSW. Bagaimana dwelling time di pelabuhan, yang intinya bagaimana kelancaran lalu lintas barang bisa dilakukan, dan cost logistik kompetitif,” ujarnya.
Bagaimana di era industri 4.0 menuntut adanya digitalisasi di seluruh lini bisnis, tak terkecuali industri pelabuhan dan pelayaran. Penerapan teknologi digital dipandang mampu meningkatkan pendapatan lantaran biaya operasional dapat ditekan.
“Digitalisasi ini patut dijadikan standar operasional pelabuhan-pelabuhan di Indonesia karena dipastikan akan memberikan keuntungan di masa depan,” kata pengamat kemaritiman dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, seperti dikutip Antara beberapa waktu lalu.
Saut memandang, digitalisasi yang diterapkan di pelabuhan akan sangat menguntungkan pengelolanya dalam berbagai sisi, termasuk sisi ekonomi. Pasalnya, penggunaan teknologi digital itu mampu mempersingkat waktu pelayanan dan biaya operasional di pelabuhan.
Saut juga menuturkan jika semua pelabuhan di Indonesia menerapkan teknologi digital di setiap lini operasionalnya, akan terjadi efisiensi waktu dan biaya logistik.
“Hal itu berimbas pada meningkatnya daya saing produk-produk ekspor nasional, serta berkurangnya harga barang impor yang dikonsumsi di dalam negeri,” pungkasnya.
Meskipun memiliki banyak manfaat untuk mengerek pendapatan korporasi dan menjalankan kegiatan bisnis yang transparan serta akuntabel, Saut menekankan perlu adanya penguatan SDM dalam penguasaan teknologi perihal pengelolaan pelabuhan.
Di sisi lain, Saut juga berpendapat bahwa perlu adanya solusi agar proses digitalisasi bisa diterima dan diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan lainnya.
“Sebab, transformasi yang dilakukan IPC akan mengubah proses bisnis yang semi otomatis menjadi otomatis melalui platform digital,” ujarnya. (ow/ant/**)