Jawa Timur menjadi sangat penting dalam percaturan bisnis maritim nasional, khususnya setelah ibu kota resmi pindah ke IKN.
Hari ini awal tahun 2025 STIAMAK mengawali gagasan Jawa Timur Menjadi Gerbang Baru Nusantara.
Demikian sambutan pembukaan webinar, “Sinergi Stakeholders Mewujudkan Gagasan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara” oleh Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya, Dr. Gugus Wijonarko, MM., Kamis (16/01/2025).
Webinar menghadirkan, Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Dr. Emil E Dardak, B. Bus. M.Sc., Pakar dan Pengamat Bisnis Maritim dan Perhubungan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) Dr. R.O. Saut Gurning, S.T., M.Sc., Ph.D., Executife Director Pelindo Regional 3, Capt. Ali Sodikin, M.Mar., Ketua Umum DPC INSA Surabaya, Steven Handry Lesawengen, Ketua Umum BPD GPEI Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan dan Achmad Baroto dari Kadin Jawa Timur.
Menurut Emil, ke depan akan terjadi pergeseran antara barat dan timur. Wilayah timur akan mengalami peningkatan, termasuk IKN di Kalimantan Timur.
“Jawa Timur tentu akan berubah, infrastruktur harus ditingkatkan. Industri dan perdagangan dipastikan akan semakin berkembang. Kami percaya yang ikut di webinar ini merupakan para praktisi yang berkompeten di dunia maritim,” kata Emil.
Saut Gurning dalam paparan mengatakan, Jawa Timur memiliki nilai strategis sebagai trade gate way bagi Indonesia Timur. Pakar bisnis maritim dan kebijakan perhubungan laut tersebut menjelaskan tentang proses implementasi konektivitas penguatan aksesibilitas, penguatan regulasi, fungsi inventori, produksi, logistik dan komersial.
Sementara Capt. Ali Sodikin memaparkan, Pelindo mewujudkan jaringan ekosistem bisnis maritim. “Pelindo melayani di 32 propinsi dengan 200 pelabuhan. Setelah merger Pelindo menjadi Subholding Petikemas, Subholding Multi Terminal, Subholding Jasa Maritim dan Subholding Logistik,” kata Ali.
Ekosistem bisnis Pelindo tambah dia, menjadi poros maritim dunia. Pelayanan menjadi semakin mudah, terintegrasi dalam satu sistem. Ali juga menjelaskan, di Jawa Timur ada empat pelabuhan umum yang baik, Tanjung Perak, Gresik, JIIPE Manyar dan Tanjung Wangi.
Selama 2025 melayani 3000 kapal, bongkar muat petikemas 4,2 juta TEUs, bongkar muat barang 4,29 juta ton dan melayani 2 juta penumpang.
“Jawa Timur layak menjadi bukan hanya pintu gerbang ekonomi Jawa Timur, tetapi menjadi pintu gerbang perdagangan dunia. Pelindo terus berbenah, penataan kelancaran kapal penumpang dan roro di perak, terminal penumpang. Pengembangan integrasi Nilam dengan Terminal Teluk Lamong. Mengembangkan pelabuhan di JIIPE. Pelindo siap terus berkolaborasi dengan stakeholding,” tambah Ali.
Sementara itu, Steven INSA mengatakan, Jawa Timur memberi kontribusi sangat besar untuk negara. Jawa Timur memiliki nilai strategis dengan Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur. mampu ekspor 15,5 juta ton cargo dan nilai ekspor 21,45 miliar.
“Jawa Timur menjadi pusat konektivitas perekonomian nusantara. Peranan Jawa Timur menjadi penghubung barat dan timur,” kata Steven.
Webinar diikuti lebih dari 200 peserta. Mulai dari dosen dan mahasiswa, pegawai grup Pelindo, shipping line, forwarding sampai pelaku bisnis maritim di luar Surabaya.
Acara dipandu moderator, Dr. Inolin Titiyanti, MM. Webinar Jatim Gerbang Baru Nusantara menjadi satu paket dengan seminar internasional tentang bisnis maritim pada akhir Pebruari 2025. (**/fail)