Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) menggelar Munas ke-12, bertempat di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (5/12/2024).
Menteri Perdagangan diwakili Iman Kustiaman SH, M.H (Direktur Impor Kemendag) membuka resmi Munas GINSI ke-12 tersebut.
Iman Kustiaman menyatakan bahwa ditengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2024 tercatat sebesar 4,95% (YoY), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II sebesar 3,79%. “Semoga kinerja positif ini bisa dijaga atau ditingkatkan,” ujarnya.
Imam juga mengungkapkan, bahwa neraca perdagangan barang pada bulan September 2024 kembali mengalami surplus selama 53 bulan berturut-turut. Sementara neraca perdagangan non migas Indonesia periode Januari-September mengalami surplus 37,03% miliar dolar AS.
“Namun demikian, kinerja perdagangan yang sudah baik tersebut harus kita jaga dan tingkatkan. Di tengah tantangan dan dinamika global, sektor perdagangan harus mampu memberikan optimisme dan sebagai penggerak pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

Iman mengatakan, pada kesempatan ini dirinya minta ijin menyampaikan program Quick Wins Kementerian Perdagangan yang terdiri dari 3 program kerja dalam 100 hari pertama Kementerian Perdagangan sebagai bagian dari kabinet Merah Putih.
“Program pertama adalah Pengamanan Pasar Dalam Negeri, dengan target pemanfaatan pasar rakyat, penyelesaian trade remedies, peningkatan 50% nilai transaksi produk Indonesia pada hari Belanja Online Nasional, pengawasan berkelanjutan terhadap produk tertentu, dan pengawasan selama Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.
Lalu program kedua adalah perluasan pasar ekspor, dengan target penyelesaian perundingan dengan 3 negara, serta percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-EU CEPA.
Program ketiga, kata Iman, adalah peningkatan UMKM BISA (berani inovasi siap adaptasi) ekspor, dengan target pengembangan ekosistem UMKM ekspor, pembentukan export center di luar pulau Jawa, 100 UMKM berhasil realisasi ekspor, dan optimalisasi peran perwakilan perdagangan di luar negeri.
Di kesempatan ini, Iman juga mengatakan kegiatan importasi barang memegang peran yang cukup penting dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Data mencatat pada bulan September 2024 struktur impor barang didominasi untuk keperluan bahan baku/penolong sebesar 71,38%, untuk barang modal sebesar 18,77% serta barang konsumsi 9,85%. “Kegiatan impor barang khususnya untuk keperluan bahan baku/penolong serta barang modal diharapkan dapat memberikan multiplier effect ekonomi yang besar bagi masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Saat ini, ujar Iman, kebijakan yang berkaitan langsung dengan kegiatan impor adalah Permendag nomor 36 tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor sebagaimana telah diubah beberapa kali, dan terkahir Permendag nomor 8 tahun 2024.
“Ini untuk memenuhi kebutuhan dan sasaran efektifitas pengendalian impor melalui keseimbangan antara kelancaran impor, dan perlindungan kepentingan dalam negeri,” ujarnya.
Kata Iman, kelancaran impor diperlukan dalam rangka pemenuhan barang modal, bahan baku/penolong industri dalam negeri maupun barang konsumsi yang dibutuhkan Masyarakat untuk memberikan dampak ekonomi yang lebih luas.
Selain itu, pengaturan pengawasan impor untuk komoditas strategis di Border dalam rangka pengendalian impor yang lebih optimal.
Tak lupa Iman mengucapkan terimakasih atas dukungan GINSI yang telah ikut menjalankan, mensosialisasikan serta mengedukasi kepada para pelaku usaha maupun masyarakat umum terkait kebijakan dan pengaturan impor yang diambil oleh Kementerian Perdagangan.
Sebelumnya Capt Subandi, Ketua Umum GINSI dalam sambutannya mengatakan bahwa impor yang dilakukan oleh pelaku importasi nasional itu memberikan sumbangsih yang tak sedikit bagi kemajuan perekonomian Indonesia. “Setiap tahun antara Rp 270-280 triliun atas pajak kegiatan importasi (PPN, PPh) berhasil memberikan kontribusi buat negara, impor juga mampu menghidupi sektor usaha lainnya, mampu membesarkan PT Pelabuhan Indonesia, begitu pula perusahaan jasa, pergudangan, bisa memperoleh pendapatan dari importasi,” ungkapnya.
Capt. Subandi juga menyampaikan jika banyak stikma negatif yang diberikan masyarakat kepada importir dengan menyebut importir nakal. Padahal, hampir semua institusi, dan yang lain tak sedikit yang nakal, namun mereka disebut sebagai oknum. “Tapi kenapa kalau importir tidak disebut oknum, melainkan Importir Bakal, stikma negatif ini yang akan kami perjuangkan untuk dapat dihilangkan,” tutur capt. Subandi.

Ketua Umum GINSI mengungkapkan, jika ada Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang disematkan terhadap para Guru, mestinya importir juga memperoleh gelar itu, karena kontribusi importir yang sangat besar bagi perekonomian nasional.
Capt. Subandi minta kepada Ginsi di Surabaya agar dapat membantu kepada anggotanya lebih baik lagi. “Bahwa Munas sekarang diselenggarakan di Surabaya karena untuk mengingatkan sejarah dulu GINSI terbentuk di Surabaya. Selain itu juga untuk evaluasi kepada GINSI. Semoga Munas bisa menghasilkan program-program yang strategis untuk kemajuan perekonomian Indonesia,” kata capt. Subandi.
Sementara itu, ketua panitia Munas, Medy Prakoso, Wakil Ketua I bidang Organisasi & Keanggotaan, dalam laporannya menyebutkan bahwa Munas ke-12 dengan tema Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri di Bidang Impor Untuk Pertumbuhan Perekonomian Nasional ini menjadi yang pertama kali dilaksanakan di Surabaya secara nasional.
“Jatim memiliki impor yang cukup besar untuk wilayah Jawa Timur. Semoga acara ini dapat berlangsung dengan baik, sebagaimana harapan kita bersama,” ujarnya.
Hadir pada kesempatan Munas ini, antara lain, Dirjen Perdagangan, direktur Pengelola Pelindo Putut Sri Mulyanto, Head Regional 3 Pelindo Ali Sadikin, ketua umum APBMI Juswandi Kristanto, ketua umum Asdeki Mustofa Kamal, ketua Aptesindo M. Roy Rayadi, CEO Graha Segara Wildan, Ketua DPC INSA Surabaya Steven Lesawengan, ketua ALFI Jawa Timur Sabastian Wibisono, ketua Organda Tanjung Perak Kody Lamahayu, Dirut JICT Ade Hartono, Dirut TPS Surabaya Wahyu, Dirut PTP Indrasani, eksekutif GM Pelindo Tanjung Priok Adi Sugiri, direktur MTI Yandri, dan para ketua serta pengurus GINSI dari berbagai daerah di Indonesia.
Acara Munas dilanjutkan dengan diskusi, dan internal asosiasi. (***)