Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan dan membuka prakualifikasi pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Pelabuhan Patimban Jawa Barat, melalui alamat surat elektronik panitia pengadaan sejak 30 September 2020 hingga 14 Oktober 2020.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Jodi Mahardi menyatakan bahwa soft opening car terminal pelabuhan Patimban tetap direncanakan pada November 2020.
Kepala KSOP Patimban Anwar saat dikonfirmasi membenarkan kalau November 2020 akan dilakukan soft opening.
“Kami akan upayakan untuk tahun 2020 ini sudah beroperasi normal, tidak hanya soft opening saja,” katanya kepada Ocean Week, Kamis pagi (1/10).
Anwar juga mengungkapkan jika pembangunan menyelesaikan dermaga car terminal terus dikebut.
Menurut dia, untuk car terminal tahun ini selesai 100%. “Jalan akses Paket 4 juga sudah selesai 100%. Kami saat ini sedang membuat jalan penghubung dari jalan akses Paket 4 ke Trestle eksisting yang sudah terhubung ke area car terminal,” ujar Anwar yakin.
Sementara itu, Noer Fachrie (pejabat pembuat komitmen Kemterian PUPR untuk Pembangunan Akses Jalan pelabuhan Patimban) mengemukakan untuk jalan paket 4 (PUPR) pada akhir oktober ini beres (rampung).
“Untuk kebutuhan soft launching, Kemenhub akan membangun on/off ramp temporary yang nyambung dengan jalan paket 4 di area pileslab.6 kami,” ujarnya.
On/off ramp temporary ini merupakan jalan sementara pengganti jembatan penghubung yang belum selesai dikerjakan.
“On/off temporary ini akan connect dengan jalan lokal APBN yang juga dibangun oleh Kemenhub yang connect ke Dermaga. Jadi selama paket.3 belum selesai maka on/off ramp ini tetap digunakan,” ungkap Fachrie kepada Ocean Week, Kamis pagi.

Menurut dia, Konstruksi on/off temporary ramp akan dikerjakan oleh kontraktor paket.3, dan saat ini sudah dimulai pengerjaannya.
Jodi Mahardi mengaku saat ini sedang mencari tau terkait operator terminal kendaraan.
Informasi yang diperoleh Ocean Week menyebutkan bahwa ada beberapa perusahaan yang akan mengikuti lelang, misalnya PT Samudera Indonesia Tbk, dan PT Astra Infrastruktur.
Cuma menurut Head of Corporate Communication Astra Infra Danik Irawati, perseroan belum ada keputusan untuk terlibat dalam lelang operator Patimban.
“Kami masih diskusikan secara internal apakah akan lanjut atau tidak,” katanya.
Sedangkan Bani Mulia, Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk mengatakan akan menyiapkan segala persyaratan yang diperlukan.
“Kami memiliki waktu sekitar dua minggu untuk mempersiapkan dan memasukkan persyaratan untuk kualifikasi lelang tersebut,” katanya.
Menurut suami Luluk Tobing ini, pihaknya langsung mempersiapkan kembali semua persyaratan, surat-surat perizinan, dan semua yang perlu dipenuhi kepada Kementerian Perhubungan untuk mengikuti proses prakualifikasi tersebut.
Bani mengatakan kalau pihaknya memperoleh kesempatan sebagi operator Patimban, maka akan mengajak investor lokal dan Jepang untuk menjadi konsorsium bersama operator Patimban. Pasalnya, operator Pelabuhan Patimban haruslah berupa konsorsium yang terdiri dari perusahaan Indonesia dan perusahaan Jepang.
“51 persen saham konsorsium dimiliki perusahaan Indonesia dan 49 persen dimiliki perusahaan Jepang,” ungkapnya. (**)