Mulai hari ini (Sabtu, 9 September/2017), Pelindo II Cabang Palembang akan menerapkan sistem Auto Tally di TPK Pelabuhan Boom Baru Palembang. Peresmian penerapan sistem tersebut dilakukan pada Sabtu, pagi ini oleh direksi PT Pelindo II.
Auto Tally merupakan sebuah perangkat IT untuk mencatat nomor kontainer yang dibongkar dari kapal yang tadinya dilakukan oleh orang secara manual dipinggir dermaga atau dikenal dengan sebutan Wisky, kini cukup dikerjakan seseorang menggunakan perangkat komputer dari balik room kontrol yang disambungkan dengan CCTV yang dipasang di Conainer Crane (CC).

“Ini merupakan terobosan baru dari kami. Pencatatan nomor kontainer yang tadinya dilakukan Wisky dipinggir dermaga, kini cukup dari room kontrol, dan ini sebagai layanan tambahan dari kami untuk pengguna jasa. Apalagi tidak dipungut biaya tambahan,” kata Agus Hendrianto, GM Pelindo II Palembang kepada Ocean Week, di sela acara Gathering Pelindo II, di Palembang, Jumat (8/9).
Penerapan Auto Tally ini, menurut Agus, untuk mengurangi peran SDM di lapangan. “Sistem ini juga sangat bergantung pada optimalisasi peran CCTV yang ada dipasang di container crane,” ujar mantan GM Pelindo Panjang ini.

Agus juga mengaku tidak hanya berhenti sampai disini saja, pihaknya terus berupaya melakukan terobosan-terobosan operasional, mengingat keterbatasan fasilitas lahan yang ada di pelabuhan Boom Baru, baik untuk kegiatan di terminal petikemas maupun di dermaga konvensional.
Sewaktu Ocean Week ke pelabuhan Palembang untuk melihat bagaimana cara kerja sistem Auto Tally ini, sebenarnya tidak ada yang istimewa. Sebab, sistem ini benar-benar mengandalkan CCTV yang dipasang di Container Crane (CC) yang disambungkan ke sistem layar monitor (komputer) di kontrol Tower.
Jadi, kalau tadinya pencatatan nomor kontainer yang dibongkar dari kapal dilakukan secara manual dipinggir dermaga, sekarang dicatat menggunakan komputer dari ruang kontrol. Ada dua CCTV yang dipasang di dua CC yang ada di TPK yakni CC 02 dan CC 03.
Untuk diketahui, sebelum ada Auto Tally, pencatatan kontainer dilakukan oleh petugas Solo (diatas kapal) dan Wisky (didermaga) secara manual. Namun, setelah ada sistem ini, Wisky ditiadakan, tapi Solo masih ada.
Latar belakang diterapkannya sistem ini, antara lain untuk mengurangi risiko kerja (kecelakaan), menambah kecepatan kerja, dan efisiensi. Tetapi, konsekuensi dengan penerapan sistem ini, Pelindo Palembang mesti bisa menjaga dan mengantisipasi jika terjadi down atau listrik mati, termasuk troble di sistemnya sehingga tidak mengganggu kinerjanya.
“Kami juga sudah memikirkan itu. Jika listrik mati atau sistem down, bisa kembali ke manual. Tapi kami juga siapkan genset sebagai antisipasi,” ungkap Agus Hendrianto.
Layanan Bagus
Arus barang melalui pelabuhan Boom Baru terus merangkak naik pada tahun terakhir ini. Data yang diperoleh Ocean Week dari perseroan, menyebutkan pada tahun 2016 mencapai 137.074 TEUs, naik dibandingkan 2015 yang hanya 135.156 TEUs.

Untuk tahun 2017, target yang dicanangkan bisa mencapai 145 ribu TEUs. Hingga Agustus lalu sudah tertangani 106 ribu TEUs. “Kami optimis di sisa waktu 2017 ini target itu dapat tercapai,” ucap Agus yang didampingi Oka, salah satu manager Pelindo Palembang.
Pada Jumat (8/9) kemarin, sewaktu Ocean Week ke Boom Baru, di dermaga TPK sedang ada kegiatan kapal PAC Cergas yang membongkar muat kontainer.
Kata Agus Hendrianto, di pelabuhan ini komoditi unggulan yang ditangani antara lain karet. “Dari ekspor total seluruh Indonesia yang sekitar 3 juta, satu juta ditangani melalui pelabuhan Boom Baru. Selain itu ada CPO maupun Kelapa,” ungkapnya.
Dari pelabuhan ini juga sudah ada pengapalan langsung Palembang-China, dan Palembang-Singapura. “Untuk Palembang-China oleh BEN Line, sementara Palembang-Singapura dilakukan oleh 4 perusahaan pelayaran,” jelasnya.
Ketika layanan pelabuhan Palembang ini ditanyakan ke pengguna jasa, mayoritas menyatakan sudah bagus. Dibyo (Kepala Cabang Pelayaran Samudera Indonesia), dan Theo Rinastowo (Direktur Pelayaran IFL) mengatakan, secara umum servicenya sudah membaik. “Selama ini tidak ada masalah,” ungkap keduanya.
Dibyo mengemukakan, bahwa layanan yang perlu di-improve adalah di dermaga konvensional, karena lapangannya terbatas. “Tapi dalam dua bulan setelah saya berikan masukan, sekarang sudah mula ada perbaikan,” ujar Dibyo kepada Ocean Week di kantornya.
Menjawab diterapkannya sistem Auto Tally, Dibyo mengingatkan supaya pihak Pelindo tidak hanya melakukan perubahan sistem pencatatan dari manual ke teknologi, namun perlu ada antisipasi kalau terjadi sesuatu terjadap sistem itu, misalnya listrik mati, sistem down, dan lain-lain.
Bagi Dibyo maupun Theo, yang lebih penting lagi bukan mengenai auto tally, tetapi bagaimana ada sistem yang secara total para pengguna jasa dapat mengontrol maupun mengetahui pergerakan barang (kontainer) secara total. “Tapi sampai saat ini belum bisa link untuk yang ini, kami minta bisa link untuk dapat mengetahui moving container,” kata Dibyo.
Kepala Cabang Samudera Indonesia Palembang ini berharap agar kegiatan di uster terminal ditingkatkan produktifitasnya, dan swasta dapat link ke sistem IT Pelindo Palembang.